Minggu, 22 April 2018

PRESENTASI DAN PIDATO


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Presentasi ilmiah merupakan kegiatan  yang selalu dilakukan dalam kehidupan dunia ilmu. Kegiatan presentasi itu manfaat untuk penyebaran informasi ilmiah, baik informasi penelitian dengan mempergunakan rujukan yang terpercaya, maaupun informasi pengetahuan penerapan yang bersifat ilmiah popular. Prsentasi seperti itu lebih banyak berlaaku pada dunia kampus yaang ddilakukan oleh mahaa siswa yang sedang menjalani kuliah. Para mahasiswa tersebut selalu berhubungan dengan dunia peneitian dan pencaarian data yang memerlukan presentasi. Oleh sebabb itu,, presentasi ilmiah bagi mahasiswa merupaakaan kebutuhan pokok. Mahasiswa perlu melatih diridalam melakukan presentasi ilmiah itu agar mereka mampu bahasaan presentasi dengan bantuan dengan teknologi informasi, mampu menyajikannya, dan mampu pula merevisinya berdasarkan umpan balik dari peserta.
Selain mampu menulis beragam karya ilmiah dan presentasikan dengan baik, mahasiswa juga dituntut mampu berpidato jika diperlukan. Dalaam kenyataannya, baik dikampus maupun didalam masyarakat kemampuan berpidato dibutuhkan oleh mahasiswa.

B.     Rumusan masalah
1.    Apa itu presentasi ilmiah dan pidato ?
2.    Bagaimana pelaksanaan presentasi ilmiah dan penyampaian pidato ?
3.    Bagaimana tata tertib presentasi ilmiah dan pidato ?

C.     Tujuan
1.    Mengetahui apa itu Presentasi Ilmiah dan Pidato
2.    Mengetahui bagaimana pelaksanaan Presentasi Ilmiah dan Penyampaian Pidato
3.    Menegtahui  bagaimana tata cara Presentasi dan Pidato 









BAB II
PEMBAHASAN

1.      PRESENTASI ILMIAH
1.1.   Pengertian Presentasi Ilmiah
Presentasi ilmiah adalah suatu kegiatan berbicara dihadapan orang (publik) atau kalangan terbatas untuk menyiapkan temuan penelitian, pemikiran kritis, atau informasi ilmiah dalam dunia akademik.kemampuan melakukan presentasi ilmiah merupakan tuntutan bagi kaum akademisi karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan perlu disebarluaskan dan dipertanggungjawabkan. Karena itu, supaya presentasi ilmiah berjalan efektif dan efisien, dan teknik presentasi. ( Sri Hapsari : 259-260 )
Prensentasi ilmiah adalah penyajian karya tulis atau karya ilmiah seseorang di depan forum undangan atau peserta. keadiran undangan atau peserta bermanfaat untuk mengikuti penyajian tersebut secara aktif dengan lisan dalam rangka waktu yang tersedia. ( E. Zaeanal Arifin dan S. Amran Tasai : 223-224 )
  
Agar presentasi itu dapat berjalan secara efektif, ada beberapa kiat yang dapat diperhitungkan. Kiat yang dimaksud itu addalah hal-hal sebagai berikut:
1.      Menarik minat dan perhattian peserta
2.      Mengarahkan perhatian peserta
3.      Mempertahankan minat dan perhatiaan peserta
4.      Menjaga kefokusan masalah yang tetap
5.      Menjaga etika aatau kode etik presentasi
Dalam usaha dalam menarik minat dan perhatian peserta, seorang penyaji dapat menggunakan media yang menarik, baik audio maaupun visual. Media yang diimaksud itu antara lain adalah gambar dengan warna yang menarik, ilustrasii yang beragam, anekdot yang ringan, serta demonstrasi sederhana. Disamping itu, diperlukan pula suara yang cukup keras serta penampilan makalah yaang menyenangkan hati.
Serta dapat diarahkan pada fokus pembicaraaan dengan caaraa memanfaatkan informasi latar belakang peserta. dengan kata lain, penyaji memperkenalkan secara resmi siapa sajaa yang hadir menjadi peserta seminar atau presentasi itu. Umpamanya, penyaji mengatakan bahwa yang hadir dalam pertemuan itu adalaah para mahasiswa dari peguruan tinggi yang ada dijakarta dan ditanggerang. Disamping itu, hadir juga paara mahasiswa dari universitas padjadjaran, Bandung.
Usaha mempertahankan minat peserta untuk terus berada didalam ruang diskusi itu antara lain adalah bahwa penyaji selalu menjaga agar suara tidak monoton dan berusaha agar suara selalu jelas terdengar. Dalam hal ini multimedia sangat membantu kita. Jika perangkat tersebut tidak mendukung, paling tidak cara berbicara perlu divariasi.
Keterfokusan masalah dapat dijaga dengan cara mempertahankan alur presentasi. Penyaji secara terus terang menyatakan fokus pembicaraan dan menaati bahan yang terlah disiapkan. Penyaji memberikan penjelasan secara singkat dan padat tentang isi sajian dengan mengemukakan btir-butir permasalahan.
Etika dalam melaksanakaan presentasi merupakan hal yangg sangat penting. Tentu saja, hal itu dapat terwujud dengan tidak menyinggung perasaaan orang lain. Berikut ini dibicarakan etika dan tata tertib presentasi.

1.2.   Tata Tertib dan Etika Presentasi

Presentasi ilmiah merupakan wahana bagi ilmuan dan akaademi dari berbagai disiplin ilmu untuk saling bertukar perdapat atau informasi sebagai hasil penelitian. Dalam forum itu diperlukan berbagai unsur. Unsur yang harus ada dalam presntasi itu adalah penyaji, pemandu, pencatat, dan peserta. setiap unsur yang mempunyai fungsinya masing-masing. Sesuai dngan nama nya, penyaji (pemakalah) berfunggsi sebagai orang yang menyampaikan isi makalah, pemandu (moderator) berfungsi sebagai pengatur jalannya presentasi atau diskusi, termasuk penentu waktu yang disediakan untuk presentasi itu, pencatat (notulen) berfungsi sebagai orang yang menghimpun segala komentar, saran, dan pertanyaan dalam buku untuk dijadikan dokumen bagi presentasi itu. Selain itu peserta presentasi berkewajiban untuk menyimak presentasi itu dan memberi tanggapan dengan baik.

Butir lain yang perlu diperhatikan dalam hal etika adalah kejujuran. Setiap orang wajib bersikap terbuka dalam segala hal yang menyakut informasi yang disajikan. Data ituu diambil dari suatu sumber, penyaji harus mengaku secara terus terang dan secara terbuka bahwa data itu diambil dari sumber tersebut.

Meskipun sudah memiliki tujuan yang jelas, jika tidak mengetahui aturan atau tata cara presentasi yang baik, presentasi tidak berlangsung seperti yang diharapkan. Karena itu, beberapa cara berikut perlu diperhatikan.
a.       Memberi informasi kepada peserta secara memadai
Informasi yang memadai aka dipahami dengan baik jika peserta memperoleh materi secra tertulis, baik materi lengkap (makalah) maupun materi dalam slide ppt (power point). Jika memang diperlukan, materi dapat dilengkapi dengan ilustrasi yang relavan. Jadi, ketika materi ditayangkan, pastikan semua peserta dapat melihat layar dan dapat membaca teks yang disajikan.
b.      Menfaatkan waktu seefektif mungkin
Penyaji membentangkan materi dalam waktu yang terbebas. Karena waktu terbatas, sebaiknya materi berbentuk butir-butir atau gagasan-gagasan penting yang mengembangkannya dilakukan penyaji secara lisan. Untuk itu, penyaji perlu merencanakan materi dengan alokasi waktu yang diberikan dan menaati arahan yang diberikan oleh moderator (pemandu)
c.       Patuhi etika yang berlaku
Etika berkaitan dengan keyakinan dan prinsip megenai mana yang benar dan mana yang salah, serta mana yang patut dan yang tidak patut. Etika dalam presentasi perlu diperhatikan karena forum ilmiah merupakan wahana bagi ilmuan dan akademisi, wadah yang saling mengasah otak dan hati, serta bertkar informasi akademik, baik sebagai hasil pemikiran maupun hasil penelitian

Dalam forum ilmiah ada beberapa peran yang dimainkan oleh penyaji, pemandu, notulis (jika ada), peserta, dan teknisi. Semua pihak wajib melakukan tugasnya masing-masing dan menjaga agar presetasi ilmiah berjalandengan lancar sesuai dengan aturan. Satu nilai yang harus dipegang dalam menjaga etika adalah menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain.
Kerugian mencakup hak atau kesempatan, kehilangan muka, atau ketersinggungan perasaan. Hak dalam forum ilmiah meliputi hak berbicara, hak membela dan mempertahankan pendapat, serta hak untuk mendapatkan pengakuan. Kehilangan muka dapat terjadi jika aib atau kekurangan diungkapkan secara vulgar didepan peserta. sementara itu, jika seseorang telah melakukan sesuatu yang snagat berharga, ia mempunyai hak untuk mendapatkan pengakuan. Etika dalam forum ilmiah penting dipahami dan dijaga agar  presentasi berjalan dengan lancar.
Etika lain yang perlu diperhatikakn oleh penyaji adalah kejujuran. Dalam dunia ilmiah, kejujuran merupakan hal terpenting. Setiap penyaji wajib bersikap terbuka dalam segala hal yang menyangkut informasi yang disajikan. Jika menyajikan data, penyaji harus secara jujur menyebutkan apakah data itu merupakan hasil penelitiannya ataukah data yang diambil dari sumber lain. Jika diambil dari sumber lain, harus disebutakan sumbernya secraa lengkap sesuai dengan kaidah ilmiah.
Adapun etika yang harus dijaga oleh peserta antara lain adalah sebagai berikut. Setiap peserta pertama-tama harus jujur pada diri sendiri. Artinya, peserta pantas bertanya jika tida mengetahui apa yang disajikan, peserta ingin mengklarifikasi hal yang membingungkan atau yang belum diyakininya, ingin mengecek apakah pemahamannya tepat atau tidak, dan sebagainya. Selain itu, setiap peserta perlu mengahargai pendapat / gagasan / ide orang lain. Hal itu mensyaratkan bahwa peserta harus menyimak materi presentasi. Sebagai contoh, ketika peserta lain telah mengusulkan suatu gagasan, ia tidak akan berbicara seolah-olah ialah pengsul pertama gagasan tersebut. Ketika pertanyaan telah diajukan oleh peserta lain, ia tidak perlungulangi pertanyaan itu. Ketika peserta lainnya telah menyatakan sesuatu dan ia menyetujuinya, ia dapat mengungkapkan dukungannya.
Terkait dengan perilaku bertanya untuk memperoleh klarifikasi atau informasi, suatu kewajiban penanya adalah menyimak jawaban penyaji. Akan lebih baik jiak penanya menunjukkan apresiasi positif terhadap jawaban yang telah diberikan. Jika terpaksa penanya harus meninggalkan ruangan sebelum ruangan diberikan, penanya wajib meminta maaf dan meminta izin untuk meninggalkan ruangan.
Keberlangsungan forum ilmiah banyak ditemukan oleh moderator. Etika yang harus dijaga moderator adalah adil. Artinya, semua peserta memperoleh kesempatan yang sama dalam berpatisipasi aktif selama forum berlangsung. Keseimbangan tempat duduk peserta dan kestaraan gender pun perlu benar-benar dijaga dan diperhatikan. Demikaian juga keseimbangan dalam hal waktu julah pertanyaan yang boleh diajukan oleh peserta.
Selain adil, seorang moderator juga perlu menaati menaati atau rangkaian acara yang telah ditentukan. Moderator sebaiknya tidak perlu banyak menggunakan waktu untuk memberikan komentar yang tidak fungsional. Ia juga harus mampu mengatur waktu yang digunakan oleh semua pihak, baik penyaji maupun peserta. karena itu, moderator diharapkan mempunyai keberanian untuk menginterupsi dega santun pembicaraan peserta yang tidak relevan sebagai pengendali forung yang mengatur jalannya kegiatan ilmiah. Ditangannyalah forum ilmiah berjalan lancar, interaktif, dan ketat wkatu.
Semua hal yang terungkap semua forum, baik inti uraian penyaji, pertanyaan peserta, atau jawaban penyaji sebaiknya dicatat oleh notulis. Haisl catatan yang telah ditata ringakas dicetak dan dibagikan minimal kepada semua orang yang terlibat dalam forum tersebut. Hal itu memberi kesempatan kepada pemilik gagasan untuk meluruskannya jika terdapat hal-hal yang kurang tepat.
Adapun teknisi bertugas memastikan perlengkapan komunikasi  dan teknologi  yang digunakan dalam foorum bekerja dengan baik. Dia harus melakukan cek sebelum terakhir sebelum kegiatan ilmiah dimulai secara teratur mengontrol jalannya presentasi supaya tidak terjadi kendala teknis. Jika terjadi masalah pada perangkat teknologi, dia segera bertindak untuk mengatasi masalah tersebut. Keterlsmbstsn bertindak dapat berakibat pada banyaknya waktu terbuang sia-sia.

1.3.   Penyiapan Bahan Presentasi
Dalam era teknologi informasi ini, presentasi ilmiah sudah harus dibantu atau menggunakan multimedia. Pertama,presentasi akan menjadi menarik karena penyaji dapat membuat berbagai variasi yang menaarik, termasuk membuat animasi. Kedua, penyaji dapat menghemat waktu karena penyaji tidak prlu menulis dipapan tulis atau menulis dikertas. Ketiga, penyaji dalap mengoreksi bahan sewaktu-waktu jika hal itu diperlukan. Keempat, penyaji dapat memberi penekanan pada butir yang dikehendaki. Kelima, peserta dapat menyalin atau mengopi file presentasi jika memperlukannya. Keenam, penyaji dapat membawa bahan dalam flashdisk. Ketujuh, bahan presentasi dapat dapat sangat ringan, yang sekaligus membantu peserta menangkap esensi bahan yang dibahas.

Agar manfaat multimedia dapat dinikmati, presentasi multimedia perlu disiapkan dengan baik.. Dalam menyiapkan presentasi multimedia, langkah-langkaah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut.
    
1.      Tentukan butir-butir terpenting dari ahan yang dibahas. Penyebutan butir hendaknya tidak terlalu singkat, tetapi tidak terlalu elaboratif karena elaborasi akan dilakukan secara lisan oleh penyaji.
2.      Atur butir-butir tersebut agar alur penyajian rutut dan runut (koheren dan kohesif).
3.      Ungkapkan kerangka pikir makalah yang akan disajikan dalam diagram atau bagan alir untuk menunjukkan alur penalaran.
4.      Tukiskan semuanya dalam bingkai powerpoint dengan ukuran huruf atau ukuran gambar yaang memadai.
5.      Pilih rancangan salindia (slide) yang cocok termasuk kekontrasan warna dan animasi.
6.      Lakukan uji coba tayangan untuk memastiakan semua bahan yang disajikan dalam salindia dapat terbaca oleh peserta dalam ruangan yang tersedia.
7.      Cetak bahan untuk pegangan dalam pennyajian.



1.4.   Pelaksanaan Presentasi

Presentasi  ilmiah pada intinya adalah pengomunikasian bahan ilmiah kepada peserta forum ilmiah kepada peserta forum ilmiah. Dalam hal itu, berlaku beberapa prinsip komunikasi sebagai berikut
1.4.1.      Mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif
a)      memastikan kecupan pencahayaan dan ruang gerak
b)      memperhatikan tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa dan media
c)      menghindari kemungkinan multitafsir ungkapan yang dipilih
d)     berfikir positif tentang peserta
e)      membuat peserta nyaman, merasa berterima, dihormati, dan dihargai
f)       mempertimbangkan budaya peserta
g)      bersikap terbuka terhadap sikap dan pendapat orang lain yang berbeda
h)      memastikan bahwa pakaian yang akan dipakai tepat pilihan dari segi situasi formal alam budaya yang ada
1.4.2.      Memaksimalkan efektivitas dalam proses presentasi
a)      penyaji memastikan bahwa suaranya dapat didengar oleh semua peserta
b)      penyaji memastikan bahwa penyaji dapat melihat semua peserta
c)      penyaji berusaha untuk menjadi penyimak atau pendengar yang baik
d)     penyaji memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya, cari klarifikasi, dan lain-lain
e)      penyaji mendorong peserta untuk aktif terlibat dalam presentasi
f)       penyaji merespon peserta pada kebutuhan peserta tersebut
g)      penyaji menggunakan media yang menarik dan efektif

1.5.   Tujuan Presentasi

presentasi ilmiah mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut.
1.5.1.      Memberikan informasi
Presentasi yang bertujuan memberikakn informasi dilakukan ketika peserta belum mengenal topik yang dibahas.presentasi jenis ini biasanya banyak memberikan fakta dan data agar peserta memahami apa yang akan terjadi. Pada akhir presentasi diharapkan peserta mengerti akan informasi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Presentasi jenis ini banyak dilakukan untuk menjelaskan materi perkuliahan, melaksanakan proyek,dan mempresentasikan hasil penelitian.
1.5.2.      Mengharapkan masukan
Presentasi ini bertujuan mendapatkan masukan atas materi yang diibentangkan. Dari masukan yang diperoleh dari peserta, pennyaji dapat menindaklanjutinyadengan melakukan tindakan atau menyempurnakan materinya untuk ditindaklanjuti kesuatu mediacetak ilmiah.presentasi proposal atau hasil penelitian, misalnya, bertujuan untuk itu.
1.5.3.      Memengaruhi atau membujuk
Presentasi bertujuan memengaruhi orang lain untuk melakukan indakan yang diusulkan penyaji. Berdasarkan data konkret, penyaji mengajak peserta untuk berbuat sessuatu telah selesai mendengarkan presentasi. Presentasi yang membujuk harus mampu menggugah emosi peserta sehingga dapat mengubah sikap dan mengajak mereka untuk melakukan sesuatu. Presentasi yang menggugah peserta untuk bertindak,  misalnya presentasi penelitian tindakan, yaitu hasil penelitian yang memberi masukan kebijakan atau pembaruan bagi pihak tertentu agar segera melakukan apa yang diusulkan.

1.6.   Presentasi yang efektif
Untuk melakukan presentasi yang efektif, perlu diperhatiakan hal-hal berikut.
1.6.1.      Menarik perhatian dan minat peserta
Kunci ketertarikan peserta tertuju pada topik dan penyaji. Pilihlah topik yang penting, mendesak, dan menarik perhatian, tetapi juga dikuasai penyaji. Meskipun topik menarik, jika tidak dapat  dibentangkan secara menarik, tentunya akan mengecewakan peserta. karena itu, jadilah penyaji yang luwes dan memikat. Caranya, hargailah peserta dan kenali latar belakang mereka, dukunglah presentasi dengan kemampuan multimedia (media visual, seperti gambar dengan warna menarik atau gambar bergerak), dan jagalah nada suara tidak monoton, tetapii jelas terdengar oleh seluruh peserta.
1.6.2.      Menjaga agar presentasi tetap terfokus pada masalah yang dibahas
Untuk menjaga agar presentasi tetap berfokus pada masalah yang dibahas, disamping harus mendalami materi, penyaji juga mampu menyampaikan pokok-pokok penting presentasi secara sistematis, singkat, dan padat.
1.6.3.      Menjaga etika saat tampil
Untuk menjaga etika, hindari hal-hal yang dapat merugikan (menyinggung perasaan) orang lain seperti yang telah diuraikan diatas.

1.7.   Tahap-tahap  Presentasi
Keberhasilan presentasi didukung oleh tahapan yang matang yang perlu dilalui penyaji, dari menyiapkan bahan presentasi hingga mengevaluasi presentasi.
1.7.1.      Mempersiapkan Presentasi
Pertemuan pertama harus mengesankan. Karena itu, untuk dapat mengesankan, sebelum presentasi, anda perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
a.       Tentukan tujuan presentasi.
b.      Siapkan materi atau bahan presentasi dengan baik. Bacalah banyak sumber bacaan untuk menambah wawasan materi. Sumber berasal dari pengalaman sendiri atau orang lain, buku, jurnal, makalah, surat kabar, hasil penelitian, atau sumber elektronik (webside).
c.       Susunlah kerangka materi yang akan disampaikan.
d.      Analisislah peserta, apakah mereka orang yang memiliki variasi latar belakang pendidikan, serata bidang ilmu, orang yang awam atau propesional.
e.       Pastikan alat kominikasi, seperti telepon genggam, tidak mengganggu presentasi. Karena jika tidak dimatikan, alat komunikas ini dapat mengganggu konsentrasi baik penyeji maupun peserta.
f.       Bagikan materi ( handout ) sebelum presentasi. Namun, jika anda merasakan lebih dari materi dibagikan setelah presentasi, hal itu tidak bermasalah. Justru peserta akan terfokus untuk mendengarkan presentasi.


1.7.2.      Melaksanakan  Presentasi
Dalam pelaksanaan presentasi perlu diperhatikan hal-hal dibawah ini agar presentasi berjalan seperti yang diharapkan.
a.       Bersikaplah tenang dan alihkakan perhatian peserta apabila peserta berbicara sendiri, tidak peduli, acuh tak acuh, keluar masuk ruangan, dan sebagainya.
b.      Sisipkan humor ditengah-tengah presenttasi agar peserta memperoleh kesegaran. 
c.       Libatkan peserta dengan meminta pendapat atau komentar mereka tentang materi.
d.      Gunakanlah bahasa yang mudah dipahami.
e.       Berbicaralah dengan tenang, santun, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
f.       Jika penyaji lebih dari satu orang, setiap penyaji memperoleh kesempatan berbicara untuk satu atau beberapa bagian dari materi yang akan dipresentasikan.
g.      Perhitungkan waktu  presentasi dan waktu diskusi.

1.7.2.1.            Aspek Nonverbal
Presentasi bukan hanya melibatkan unsur verbal (berbicara). Melainkan juga nonverbal (tanpa berbicara). Keduanya saling mendukung keberhasilan presentasi.
(Menurut Budhiman, 2009:269 dalam Sri Hapsari Wijayanti )
Aspek-aspek yang termasuk nonverbal adalah sebagai berikut.
a.       Penampilan
Pakaian yang dikenakan mencerminkansiap Anda. Karena itu, berbusanalah sesuai dengan suasana. Jika suasana formal, gunakan pakaian yang folmal pula. Jangan berias diri atau menggunakan aksesoris secara berlebihan.
b.      Sikap tubuh
Saat presentsi, gerakan sewajarnya tubuhh anda ke tengah, kiri, kanan, depan atau belakang agar tidak bosan dilihat oleh peserta. sikap yang bergerakseperti ini dapat menimbulkan energi tersendiri  dari peserta.
c.       Bahasa tubuh
Gunakan bahasa tubuh secara efektif, misalnya membelalakkan mata ketikan heran, membuka tangan ke samping depan untuk emosi gembira, atau menggeleng kepala sebagai tanda tidak setuju.
Beberapa bahasa tubuh yang harus dihindari saat melakukan presentasi adalah sebagai berikut.
·         Menghindari kontak mata
Ini memperlihatkan rasa kurang percaya diri, gugup, dan tidak siap.  Usahakan selalu menatap mata peserta dengan tepat menjaga etika dan sopan-santun. Jagalah kontak mata dengan peserta meskipun sikap tubuh bergerak ke berbagai sudut ruangan. Kontak mata dapat diartikan perhatian kepada peserta
·         Membungkukkan badan
Kesan yang langsung tertangkap dari posisi membungkuk adalh penyajji tidak berani dan tidak percaya diri. Cobalah berdiri tegak dan posisikan kaki selebar bahu.
·         Menggerakkan anggota badan berlebihan
Jangan menggoyang-goyangkan kaki, memperbaiki untaian rambut, atau menutup mulut saat berbicara. Semua ini menandakan sikap yang tidak siap atau kurang menguasai materi.
·         Memilih posisi berdiri daripada duduk
Presentasi dapat dilakukan dengan duduk atau berdiri.saat menyampaikan presentasi dengan berdiri, jangan kaku atau seperti patung. Berdiri kaku justru memperlihatkan sikap yang dingin. Cobalah berjalan dan bergerak mendekati peserta. begitu pula, sikap duduk terkesan kurang membuka diri kepada peserta. peserta tidak leluasa menatap penyaji dan akan merasa bosan hanya melulu melihat slide. Berdiri lebih baik daripada duduk karena Anda dapat bebas berekspresi dan berkomunikasilangsung dengan peserta
·         Memasukkan tangan kedalam saku celana
Gaya itu menunjukkan sikap tidak bersahabat dan merasa terancam. Sebaiknya, keluarkan tangan dari saku celana dan gerakkanlah tangan seperlunya.

·         Meniru gaya orang lain
Jangan meniru gaya presentrasi orang lain, jadilah diri sendiri dengan gaya yang khas Anda.
·         Menghindari bebunyian
Sebaiknya, sebelum menyampaikan presentasi, keluarkan semua kunci atau koin dari saku celana dan letakkan di dalam tas. Jangan sampai Anda kehilangan muka karena masalah kecil.
·         Menciptaka humor secra berlebihan
Tidaka ada salahnya melontarkan humor atau anekdot saat memberikan presentasi, tetapi harus diingat jangan melakukan secara berlebihan dan keluar dari topik yang sedang dibicarakan.
                        Dalam forum ilmiah umumnya, setelah presentasi dilanjutkan denga sesi diskusi atau tanya jawab. Sesi ini penting baik bagi penyaji maupun peserta. bagi penyaji, diskusi dapat menjadi wahana untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta atas materi yang telah disampaikan. Selain itu, penyaji dapat mengukur kedalan penguasaan terhadap materi, memmperoleh masukan, dan menambah wawasan. Bagi peserta, adanya diskusi dapat memberikan kesempatan untuk mengonfirmasi, bertanya, menyanggah, mengklarifikasi, dan sebagainya. Dari diskusi, peserta juga dapat menambah pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan baru.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat berlangsung sesi diskusi adalah sebagai berikut.
1.      Simak pertanyaan yang dilontarkan peserta. jika perlu, catat secara singkat poin penting pertanyaanpada kertas yang disiapkan. Namun,jika terlupa, dapat bertanya kepada moderator.
2.      Jika pertanyaan tidak jelas, penyaji dapat meminta peserta untuk mempertajam pertanyaan atau sanggahan.
3.      Jika pertanyaan tidak berkait dengan apa yang dipresentasikan, tidak ada salahnya  penyaji mengatakan tidak berkenan jawabannya.
4.      Jika penyaji tidak dapat menjawab, berterusteranglah atau berikanlah kesempatan kepada peserta yang lain untuk membantu menjawabnya. Hal itu lebih baik dilakukan daripada Anda menjawab asal-asalan.
5.      Jawaban disampaikan secra singkat, tidak bertele-tele, dan sesuai  dengan alokasi waktu.
6.      Jika pertayaan yang satu dengan lainnyaberkaitan, dapat dijawab sekaligus sehingga lebih menghemat waktu.
7.      Ucapann terima kasih sebelum atau setelah menjawab pertanyaan.selain menunjukkan kesantunan,juga menandakan ungkapan perasaan baha peserta telah menyimak presentasi Anda.

Cara yang mudah untuk menilai suatu prsentasi berhasil atau tidak adalah melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta. Presentasi yang menarik akan memancing banyak pertanyaan dan komentar dari peserta walaupun komentar yang disampaikan bersifat kontra atau serangan balik. Sebaiknya, jika tidak ada pertanyaan sama sekali dari peserta, dapat diartikan presentasi tidak menarik, sulit dimengerti, atau membosankan. Mungkin peserta mengehendaki presentasi yang dilakukan segara berakhir dan berganti ke penyaji berikutnya.

1.7.3.      Menguvaluasi Presentasi
Tidak ada presentasi yang sempurna. Melakukan evaluasi terhadap presentasi yang baru saja berakhir sangatlah baik untuk mengetahui kekurangan presentasi. Evaluasi dilakukan secaralisan atau tulis di akhir acara. Pada banyak  penyaji, evaluasi dilakukan dengan membagikan kuuesioner atau penguji materi. Evaluasi dapat pula dilakukan sendiri dengan mengintropeksi bagaimana sikap tubuh, intonasi, kelengkapan materi, dan sebagainya. Selain itu, menyimak hasil rekaman presentasi setelah presentasi beraakhir merupakan cara yang dianjurkan atau meminta pendapat rekan mengenai presentasi Anda. Catatlah semua masukan untuk presentasi yang lebih baik pada kesempatan lain.

1.8.   Sistematika Slide
(menurut Rahayu, 2007 : 225 dalam Sri Hapsari Wijayanti )
Presentasi disampai disampikan dalam tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan  penutup. Dalam slide presentasi, ketiga bagian tersebut harus tampak jelas.
1.      Pendahuluan
Pada bagian ini, penyaji perlu membangkitkan minat peserta agar menerima materi yang akan disampaikan.

Strategi yng dapat dilakukan dalam membuka presentasi adalah
a.       Menceritakan pengalam ringan yang menarik dan menyegarkan.
b.      Memberikan data statistik yang mengejutkan.
c.       Melontarkan humor atau anekdot.
d.      Mengutip ucapan seorang ahli atau tokoh yang dikenal publik.
e.       Menampilkan gambar atau film dengan multimedia.
2.      Isi ( batang tubuh )
Sesudah membangkitkan minat, presentasi dapat dimulaai dengan menjelaskan secara singkat poin-poin besar apa saja yang akan dibahas. Kemudian, diikuti dengan penjelasan ditail dari masing-masing poin tersebut. Misalnya, penyaji akan menjelaskan tentang karakteristik metode yang dilakukan. Jelaskan terlebih dahulu ada berapa karakteristik metode tersebut. Setelah itu, menjelaskan karaktteristik masing-masing tersebut secara berururan dan terstruktur. Jika pembicara menjelaskan hasil eksperimen, jelaskan bagian terpenting dari hasil tersebut denga kaliamt yang sederhana dan mudah dipahami. Siapkan silde yang menjelaskan secara detail karakteristik yang diperoleh.
Dengan demikian, pola organisasi slide perlu dipertimbangkan masak-masak. Seperti penyajian secara tulis, pola penyajian lisan meliputi pola kronologis, spasial, topikal, kausal, problem-solusi, klimaks atau anti klimaks, dan sebagainya. Di samping itu, presentasi akan sangat  efektif apabila disampaikan dengan menampilkan gambar, grafik, atau diagram untuk menyampaikan pokok-pokok penting pembahasan. Yang tidak kalah pentingnya, peralihan (transisi) antar-slide dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membosankan peserta. transisi juga dapat digunakan tuturan dengan intonasi yang ditekankan. Bentuk pertanyaan tentang apa yang akan dipagarkan berikutnya atau perpindahan penyaji (jika penyaji lebih dari seorang), misalnya, dapat menjadi transisi yang mengunggah peserta.
3.      Penutup
Bagian ini mengulas kembali bagian-bagian penting yang perlu digarisbawahi. Tujuan utama bagian akhir adalah memfokuskan kembali perhatian peserta kepada isi atau pesan yang hendak diampaikan.
Strategi yang dapat dipilih  untuk mengakhiri presentasi adalah
a.       Mengungkapkan kembali pokok-pokok penting presentasi.
b.      Memberikan ringkasan butir-butir penting.
c.       Memberikan saran atau harapan untuk bertindak
d.      Mengungkapkan peluang dan tantangan

1.9.   Teknik Presentasi
Presentasi perlu disiapkan secara strattegis. Selain mengetahui siapa peserta, mempersiapkan madia pendukung presentasi dan materi yang efektif, perlu juga Anda memilih teknik presentasi yang tepat sesuai dengan materi dan tujuan presentasi. Ada tiga teknik yang umum digunakan, yaitu menghafal materi, membaca materi, dan mencatat pokok-pokok materi yang penting.
1.9.1.      Menghafal
( Menurut Keraf, 1994 : Rahayu, 2007 dalam Sri Hapsari Wijayanti)
Teknik ini dilakukan oleh penyaji dengan cara menghafal urutan materi, kata demi kata yang akan disampaikan tanpa menggunakan catatan. Penyaji yang memilih teknik ini akan tampak gelisah atau oanik apabila tiba-tiba terlupa. Kesan yang tampak adalah penyaji tampak kaku dan menjemukan peserta. ada kecenderungan penyeji berbicara terlalu cepat tanpa mengahayati makannya.
1.9.2.      Membaca
( Menurut keraf, 1994 : Rahayu, 2007 dalam Sri Hapsari Wijayanti)
Materi presentasi disiapkan penyaji untuk membaca. Teknik ini dinamakan juga teknik naskah. Presentasi dengan membaca naskah dapat dilakukan jika materi yang hendak dibentang komleks dan teknis, tetapi lebih baik jika tidak membaca seluruhnya. Begitu pula bahasa tubuh dimanfaatkan semaksimal mungkin supaya presentasi menarik, membaca tanpa memandang peserta akan membuat peserta merasa tidak diakui kehadirannya.



1.9.3.      Memcatat
( Menurut keraf, 1994 : Rahayu, 2007 dalam Sri Hapsari Wijayanti )
Teknik ini dinamakan teknik ekstemporan paling efektif karena penyaji tapil hanya dengan mencatat bentuk poin-poin pikiran yang akan disampaikan dalam presentasinya. Penyaji mengmbangkan sendiri poin-poin tersebut dalam uraian yang jelas dan tetap menjaga kontak mata dengan peserta. teknik ini memberikan kesempatan kepada penyaji untuk merespons peseta.
         

2.      BERPIDATO
2.1.Pengertian Berpidato
Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Oleh sebab itu, berpidato memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah, kontak pandang, dan intonasi suara. ( E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai : 228 )

2.2.Kriteria berpidato
Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Isi nya sesuai dengan kegiata yang sedang berlangsung
b.      Isinya menggugah dab bermanfaat bagi pendengar
c.       Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara
d.      Isisnya jelas
e.       Isinya benar dan objektif
f.       Bahasa yang dipakai mudah dipahami
g.      Bahasanya disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat

2.3. Tata Tertib dan Etika Berpidato
Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan yang memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Sementara itu, etika berpidato merujuk kepada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhatikan dan dijumjung ketika seseorang berpidato. Langkah-langkah dan aturan berpidato secara umum diawali dari pembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak-pihak yang diundang dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato, sebagai hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu diperinci sesuai dengan waktu yang disediakan. Kemudian, penutup pidato berisi penyegaran kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dalam sajian isi, harapan, dan uapan terimakasih (sekali lagi) atas partisipasi semua pihak dalam acara yang sedang berlangsung.
Etika berpidato akan menjadi pegangan bagi siapa saja yang akan berpidato. Ketika berpidato, kita tidak boleh menyinggung perasaan orang lain, sebaliknya berupaya untuk menghargai dan membangun optimisme bagi pendengarnya. Selain itu, keterbukaan, kejujuran,empati, dan persahabatan perlu diusahakan dalam berpidato.

2.4.Penulisan naskah pidato
Menulis naskah pidato pada akikatnya adah menuangkan gagasan kedalam bentuk bahasa tulis yang siap dilisankan. Pilihan kosakata, kalimat, dan paragraf dalam menulis sebuah pidato sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan kegiatan menulis naskah yang lain. Situasi resmi atau kurang resmi akan menentukan koskata dalam menulis.

2.5.Menyunting naskah pidato
Seperti halnya naskah makalah atau artikel, naskah pidato pun perlu disunting. Melalui penyuntingan itu, naskah pidato itu diharapkan akan menjadi lebih sempurna. Apa yang disunting? Yang disunting adalah isi, bahasa, dan penalaran dalam naskah pidato itu. Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan dengan tujuan pidato, sesuai dengan calon pendengar, dan sesuai dengan kegiatan yang digelar. Selain itu, isinya juga dipastikan apakah benar, representatif, dan mengandung informasi yang relavan dengan konteks pidato. Kemudian, penyuntingan terhadap bahasa diharapkan kepada pilihan kosakata, kalimat, dan paragraf. Ketepatan pilihan kata, kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi perhatian utama. Lalu, penalaran dalam naskah pidato juga disunting untuk memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan dengan menggunakan penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif, deduktif, atau campuran.

2.6.Penyempurnaan Naskah Pidato
Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan menggati kosakata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki struktur dan gagasannya. Sementara itu, peneympurnaan paragraf dilakukan dengan memperbaiki koherensi dan kohesi paragraf. Untuk itu, penambahan kalimat, penyempurnaan kalimat, atau penghilangan kalimat perlu dilakukan.

2.7.Penyampaian Pidato
Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah disiapkan. Akan tetapi, menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah pidato didepan hadirin, tetap perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana dan menciptakan interaksi yang hangat dengan audiensi. Untuk itu, seseorang yang akan menyampaikan pidato harus mampu menganalisis situasi dan manfaatkan hasil analisinya itu menghidupkan suasana dalam pidato yang akan dilakukan. Apabila pidato yang disampaikan bukan atas nama orang lain (bukan membacakan naskah pidato atasan atau orang lain), kita masih dapat melakukan penambahan-penambahan sepanjang waktu yang disediakan memandai. Yang terpenting, penambahan itu memperkaya isi pidato, dapat menghangatkan suasana dan bermanfaat, serta dapat memperjelas isi dalam naskah pidato.

2.8. Tempo, Dinamik, dan warna suara
Keberhasilan sebuah pidato banyak bergantung pada penguasaan orang yang berpidato terhadap tempo, dinamik, dan warna suara. Tempo dapat diartikan cepat lambatnya pengucapan, tidak berbicara terlalu cepat atau sebaliknya. Dinamik berkaitan dengan keras lembutnya suara. Artinya, suara tidak datar dan perlu diupayakan ada penekanan terhadap suatu kata atau kaliamt tertentu. Warna suara adalah kaitan antara kata yang diucapkan dengan suasana hati, mislanya suasana gembira, sendu, sedih, atau khidmat, sesuai dengan tujuan mata acara yang ditetapkan.
Selain kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku, vokal dan konsonan untuk setiap kata hendaklah diucapkan secara tepat dan wajar serta dapat didengar jelas oleh khalayak sasaran. Dalam hal ini, perlu dihindari agar kata tidak sampai terlesap (hilang), ditambah, atau diubah satu huruf (vokal atau konsonan)

Contoh :
            Silahkan          jangan dibaca              [silaken]
            Positif                                                  [positip]
            Generasi                                              [henerasi]
            Instansi                                                [intansi]
            Frustrasi                                              [frustasi]
            Negosiasi                                             [negoisiasi]



















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Presentasi ilmiah adalah suatu kegiatan berbicara dihadapan orang (publik) atau kalangan terbatas untuk menyiapkan temuan penelitian, pemikiran kritis, atau informasi ilmiah dalam dunia akademik. Sedangkan berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Oleh sebab itu, berpidato memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah, kontak pandang, dan intonasi suara.
2.      Pelaksanaan Presentasi Ilmiah adalah mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif dan memaksimalkan efektivitas dalam proses presentasi. Sedangkan Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah disiapkan. Akan tetapi, menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah pidato didepan hadirin, tetap perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana dan menciptakan interaksi yang hangat dengan audiensi.
3.      Tata cara presentasi adalah memberi informasi kepada peserta secara memadai, memanfaatkan waktu seefektif mungkin, dan patuhi etika yang berlaku. Sedangkan tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan yang memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Sementara itu, etika berpidato merujuk kepada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhatikan dan dijumjung ketika seseorang berpidato.

B.     Saran
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan guna perbaikan makalah dimasa yang akan datang.










DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009.Cermat Berbahasa Indonesia:Untuk Perguruan Tinggi.jakarta:akademika presindo
Wijayanti,Sri Hapsari, dkk. 2013.Bahasa Indonesia:Penuliasan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada


Tidak ada komentar:

Posting Komentar