BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Presentasi ilmiah merupakan kegiatan yang selalu dilakukan dalam kehidupan dunia
ilmu. Kegiatan presentasi itu manfaat untuk penyebaran informasi ilmiah, baik
informasi penelitian dengan mempergunakan rujukan yang terpercaya, maaupun
informasi pengetahuan penerapan yang bersifat ilmiah popular. Prsentasi seperti
itu lebih banyak berlaaku pada dunia kampus yaang ddilakukan oleh mahaa siswa
yang sedang menjalani kuliah. Para mahasiswa tersebut selalu berhubungan dengan
dunia peneitian dan pencaarian data yang memerlukan presentasi. Oleh sebabb
itu,, presentasi ilmiah bagi mahasiswa merupaakaan kebutuhan pokok. Mahasiswa
perlu melatih diridalam melakukan presentasi ilmiah itu agar mereka mampu
bahasaan presentasi dengan bantuan dengan teknologi informasi, mampu
menyajikannya, dan mampu pula merevisinya berdasarkan umpan balik dari peserta.
Selain mampu menulis beragam karya ilmiah dan presentasikan dengan
baik, mahasiswa juga dituntut mampu berpidato jika diperlukan. Dalaam
kenyataannya, baik dikampus maupun didalam masyarakat kemampuan berpidato
dibutuhkan oleh mahasiswa.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa itu
presentasi ilmiah dan pidato ?
2.
Bagaimana
pelaksanaan presentasi ilmiah dan penyampaian pidato ?
3.
Bagaimana tata
tertib presentasi ilmiah dan pidato ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui apa
itu Presentasi Ilmiah dan Pidato
2.
Mengetahui bagaimana
pelaksanaan Presentasi Ilmiah dan Penyampaian Pidato
3.
Menegtahui bagaimana tata cara Presentasi dan Pidato
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
PRESENTASI
ILMIAH
1.1.
Pengertian
Presentasi Ilmiah
Presentasi ilmiah adalah suatu kegiatan berbicara dihadapan orang
(publik) atau kalangan terbatas untuk menyiapkan temuan penelitian, pemikiran
kritis, atau informasi ilmiah dalam dunia akademik.kemampuan melakukan presentasi
ilmiah merupakan tuntutan bagi kaum akademisi karena pada hakikatnya ilmu
pengetahuan perlu disebarluaskan dan dipertanggungjawabkan. Karena itu, supaya
presentasi ilmiah berjalan efektif dan efisien, dan teknik presentasi. ( Sri
Hapsari : 259-260 )
Prensentasi ilmiah adalah penyajian karya tulis atau karya ilmiah
seseorang di depan forum undangan atau peserta. keadiran undangan atau peserta
bermanfaat untuk mengikuti penyajian tersebut secara aktif dengan lisan dalam
rangka waktu yang tersedia. ( E. Zaeanal Arifin dan S. Amran Tasai : 223-224 )
Agar presentasi itu dapat berjalan secara efektif, ada beberapa
kiat yang dapat diperhitungkan. Kiat yang dimaksud itu addalah hal-hal sebagai
berikut:
1.
Menarik minat
dan perhattian peserta
2.
Mengarahkan
perhatian peserta
3.
Mempertahankan
minat dan perhatiaan peserta
4.
Menjaga
kefokusan masalah yang tetap
5.
Menjaga etika
aatau kode etik presentasi
Dalam usaha dalam menarik minat dan perhatian peserta, seorang
penyaji dapat menggunakan media yang menarik, baik audio maaupun visual. Media
yang diimaksud itu antara lain adalah gambar dengan warna yang menarik,
ilustrasii yang beragam, anekdot yang ringan, serta demonstrasi sederhana.
Disamping itu, diperlukan pula suara yang cukup keras serta penampilan makalah
yaang menyenangkan hati.
Serta dapat diarahkan pada fokus pembicaraaan dengan caaraa
memanfaatkan informasi latar belakang peserta. dengan kata lain, penyaji
memperkenalkan secara resmi siapa sajaa yang hadir menjadi peserta seminar atau
presentasi itu. Umpamanya, penyaji mengatakan bahwa yang hadir dalam pertemuan
itu adalaah para mahasiswa dari peguruan tinggi yang ada dijakarta dan
ditanggerang. Disamping itu, hadir juga paara mahasiswa dari universitas
padjadjaran, Bandung.
Usaha mempertahankan minat peserta untuk terus berada didalam ruang
diskusi itu antara lain adalah bahwa penyaji selalu menjaga agar suara tidak
monoton dan berusaha agar suara selalu jelas terdengar. Dalam hal ini
multimedia sangat membantu kita. Jika perangkat tersebut tidak mendukung,
paling tidak cara berbicara perlu divariasi.
Keterfokusan masalah dapat dijaga dengan cara mempertahankan alur
presentasi. Penyaji secara terus terang menyatakan fokus pembicaraan dan
menaati bahan yang terlah disiapkan. Penyaji memberikan penjelasan secara
singkat dan padat tentang isi sajian dengan mengemukakan btir-butir
permasalahan.
Etika dalam melaksanakaan presentasi merupakan hal yangg sangat
penting. Tentu saja, hal itu dapat terwujud dengan tidak menyinggung perasaaan
orang lain. Berikut ini dibicarakan etika dan tata tertib presentasi.
1.2.
Tata
Tertib dan Etika Presentasi
Presentasi ilmiah merupakan wahana bagi ilmuan dan akaademi dari
berbagai disiplin ilmu untuk saling bertukar perdapat atau informasi sebagai
hasil penelitian. Dalam forum itu diperlukan berbagai unsur. Unsur yang harus
ada dalam presntasi itu adalah penyaji, pemandu, pencatat, dan peserta. setiap
unsur yang mempunyai fungsinya masing-masing. Sesuai dngan nama nya, penyaji
(pemakalah) berfunggsi sebagai orang yang menyampaikan isi makalah, pemandu
(moderator) berfungsi sebagai pengatur jalannya presentasi atau diskusi, termasuk
penentu waktu yang disediakan untuk presentasi itu, pencatat (notulen)
berfungsi sebagai orang yang menghimpun segala komentar, saran, dan pertanyaan
dalam buku untuk dijadikan dokumen bagi presentasi itu. Selain itu peserta
presentasi berkewajiban untuk menyimak presentasi itu dan memberi tanggapan
dengan baik.
Butir lain yang perlu diperhatikan dalam hal etika adalah
kejujuran. Setiap orang wajib bersikap terbuka dalam segala hal yang menyakut
informasi yang disajikan. Data ituu diambil dari suatu sumber, penyaji harus
mengaku secara terus terang dan secara terbuka bahwa data itu diambil dari
sumber tersebut.
Meskipun sudah memiliki tujuan yang jelas, jika tidak mengetahui
aturan atau tata cara presentasi yang baik, presentasi tidak berlangsung
seperti yang diharapkan. Karena itu, beberapa cara berikut perlu diperhatikan.
a.
Memberi
informasi kepada peserta secara memadai
Informasi yang
memadai aka dipahami dengan baik jika peserta memperoleh materi secra tertulis,
baik materi lengkap (makalah) maupun materi dalam slide ppt (power
point). Jika memang diperlukan, materi dapat dilengkapi dengan ilustrasi
yang relavan. Jadi, ketika materi ditayangkan, pastikan semua peserta dapat
melihat layar dan dapat membaca teks yang disajikan.
b.
Menfaatkan
waktu seefektif mungkin
Penyaji
membentangkan materi dalam waktu yang terbebas. Karena waktu terbatas,
sebaiknya materi berbentuk butir-butir atau gagasan-gagasan penting yang
mengembangkannya dilakukan penyaji secara lisan. Untuk itu, penyaji perlu
merencanakan materi dengan alokasi waktu yang diberikan dan menaati arahan yang
diberikan oleh moderator (pemandu)
c.
Patuhi etika
yang berlaku
Etika berkaitan
dengan keyakinan dan prinsip megenai mana yang benar dan mana yang salah, serta
mana yang patut dan yang tidak patut. Etika dalam presentasi perlu diperhatikan
karena forum ilmiah merupakan wahana bagi ilmuan dan akademisi, wadah yang
saling mengasah otak dan hati, serta bertkar informasi akademik, baik sebagai
hasil pemikiran maupun hasil penelitian
Dalam forum ilmiah ada beberapa peran yang dimainkan oleh penyaji,
pemandu, notulis (jika ada), peserta, dan teknisi. Semua pihak wajib melakukan
tugasnya masing-masing dan menjaga agar presetasi ilmiah berjalandengan lancar
sesuai dengan aturan. Satu nilai yang harus dipegang dalam menjaga etika adalah
menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain.
Kerugian mencakup hak atau kesempatan, kehilangan muka, atau
ketersinggungan perasaan. Hak dalam forum ilmiah meliputi hak berbicara, hak
membela dan mempertahankan pendapat, serta hak untuk mendapatkan pengakuan.
Kehilangan muka dapat terjadi jika aib atau kekurangan diungkapkan secara
vulgar didepan peserta. sementara itu, jika seseorang telah melakukan sesuatu
yang snagat berharga, ia mempunyai hak untuk mendapatkan pengakuan. Etika dalam
forum ilmiah penting dipahami dan dijaga agar
presentasi berjalan dengan lancar.
Etika lain yang perlu diperhatikakn oleh penyaji adalah kejujuran.
Dalam dunia ilmiah, kejujuran merupakan hal terpenting. Setiap penyaji wajib
bersikap terbuka dalam segala hal yang menyangkut informasi yang disajikan.
Jika menyajikan data, penyaji harus secara jujur menyebutkan apakah data itu
merupakan hasil penelitiannya ataukah data yang diambil dari sumber lain. Jika
diambil dari sumber lain, harus disebutakan sumbernya secraa lengkap sesuai
dengan kaidah ilmiah.
Adapun etika yang harus dijaga oleh peserta antara lain adalah
sebagai berikut. Setiap peserta pertama-tama harus jujur pada diri sendiri.
Artinya, peserta pantas bertanya jika tida mengetahui apa yang disajikan,
peserta ingin mengklarifikasi hal yang membingungkan atau yang belum
diyakininya, ingin mengecek apakah pemahamannya tepat atau tidak, dan
sebagainya. Selain itu, setiap peserta perlu mengahargai pendapat / gagasan /
ide orang lain. Hal itu mensyaratkan bahwa peserta harus menyimak materi
presentasi. Sebagai contoh, ketika peserta lain telah mengusulkan suatu
gagasan, ia tidak akan berbicara seolah-olah ialah pengsul pertama gagasan
tersebut. Ketika pertanyaan telah diajukan oleh peserta lain, ia tidak
perlungulangi pertanyaan itu. Ketika peserta lainnya telah menyatakan sesuatu
dan ia menyetujuinya, ia dapat mengungkapkan dukungannya.
Terkait dengan perilaku bertanya untuk memperoleh klarifikasi atau
informasi, suatu kewajiban penanya adalah menyimak jawaban penyaji. Akan lebih
baik jiak penanya menunjukkan apresiasi positif terhadap jawaban yang telah
diberikan. Jika terpaksa penanya harus meninggalkan ruangan sebelum ruangan
diberikan, penanya wajib meminta maaf dan meminta izin untuk meninggalkan
ruangan.
Keberlangsungan forum ilmiah banyak ditemukan oleh moderator. Etika
yang harus dijaga moderator adalah adil. Artinya, semua peserta memperoleh
kesempatan yang sama dalam berpatisipasi aktif selama forum berlangsung.
Keseimbangan tempat duduk peserta dan kestaraan gender pun perlu benar-benar
dijaga dan diperhatikan. Demikaian juga keseimbangan dalam hal waktu julah
pertanyaan yang boleh diajukan oleh peserta.
Selain adil, seorang moderator juga perlu menaati menaati atau
rangkaian acara yang telah ditentukan. Moderator sebaiknya tidak perlu banyak
menggunakan waktu untuk memberikan komentar yang tidak fungsional. Ia juga
harus mampu mengatur waktu yang digunakan oleh semua pihak, baik penyaji maupun
peserta. karena itu, moderator diharapkan mempunyai keberanian untuk
menginterupsi dega santun pembicaraan peserta yang tidak relevan sebagai
pengendali forung yang mengatur jalannya kegiatan ilmiah. Ditangannyalah forum
ilmiah berjalan lancar, interaktif, dan ketat wkatu.
Semua hal yang terungkap semua forum, baik inti uraian penyaji,
pertanyaan peserta, atau jawaban penyaji sebaiknya dicatat oleh notulis. Haisl
catatan yang telah ditata ringakas dicetak dan dibagikan minimal kepada semua
orang yang terlibat dalam forum tersebut. Hal itu memberi kesempatan kepada
pemilik gagasan untuk meluruskannya jika terdapat hal-hal yang kurang tepat.
Adapun teknisi bertugas memastikan perlengkapan komunikasi dan teknologi
yang digunakan dalam foorum bekerja dengan baik. Dia harus melakukan cek
sebelum terakhir sebelum kegiatan ilmiah dimulai secara teratur mengontrol
jalannya presentasi supaya tidak terjadi kendala teknis. Jika terjadi masalah
pada perangkat teknologi, dia segera bertindak untuk mengatasi masalah
tersebut. Keterlsmbstsn bertindak dapat berakibat pada banyaknya waktu terbuang
sia-sia.
1.3.
Penyiapan
Bahan Presentasi
Dalam era teknologi informasi ini, presentasi ilmiah sudah harus
dibantu atau menggunakan multimedia. Pertama,presentasi akan menjadi menarik
karena penyaji dapat membuat berbagai variasi yang menaarik, termasuk membuat
animasi. Kedua, penyaji dapat menghemat waktu karena penyaji tidak prlu menulis
dipapan tulis atau menulis dikertas. Ketiga, penyaji dalap mengoreksi bahan
sewaktu-waktu jika hal itu diperlukan. Keempat, penyaji dapat memberi penekanan
pada butir yang dikehendaki. Kelima, peserta dapat menyalin atau mengopi file
presentasi jika memperlukannya. Keenam, penyaji dapat membawa bahan dalam flashdisk.
Ketujuh, bahan presentasi dapat dapat sangat ringan, yang sekaligus membantu
peserta menangkap esensi bahan yang dibahas.
Agar manfaat multimedia dapat dinikmati, presentasi multimedia
perlu disiapkan dengan baik.. Dalam menyiapkan presentasi multimedia,
langkah-langkaah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut.
1.
Tentukan
butir-butir terpenting dari ahan yang dibahas. Penyebutan butir hendaknya tidak
terlalu singkat, tetapi tidak terlalu elaboratif karena elaborasi akan
dilakukan secara lisan oleh penyaji.
2.
Atur
butir-butir tersebut agar alur penyajian rutut dan runut (koheren dan kohesif).
3.
Ungkapkan
kerangka pikir makalah yang akan disajikan dalam diagram atau bagan alir untuk
menunjukkan alur penalaran.
4.
Tukiskan
semuanya dalam bingkai powerpoint dengan ukuran huruf atau ukuran gambar
yaang memadai.
5.
Pilih rancangan
salindia (slide) yang cocok termasuk kekontrasan warna dan animasi.
6.
Lakukan uji
coba tayangan untuk memastiakan semua bahan yang disajikan dalam salindia dapat
terbaca oleh peserta dalam ruangan yang tersedia.
7.
Cetak bahan
untuk pegangan dalam pennyajian.
1.4.
Pelaksanaan
Presentasi
Presentasi ilmiah pada intinya
adalah pengomunikasian bahan ilmiah kepada peserta forum ilmiah kepada peserta
forum ilmiah. Dalam hal itu, berlaku beberapa prinsip komunikasi sebagai
berikut
1.4.1.
Mengurangi
gangguan komunikasi secara antisipatif
a)
memastikan
kecupan pencahayaan dan ruang gerak
b)
memperhatikan
tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa dan media
c)
menghindari
kemungkinan multitafsir ungkapan yang dipilih
d)
berfikir
positif tentang peserta
e)
membuat peserta
nyaman, merasa berterima, dihormati, dan dihargai
f)
mempertimbangkan
budaya peserta
g)
bersikap
terbuka terhadap sikap dan pendapat orang lain yang berbeda
h)
memastikan
bahwa pakaian yang akan dipakai tepat pilihan dari segi situasi formal alam
budaya yang ada
1.4.2.
Memaksimalkan
efektivitas dalam proses presentasi
a)
penyaji
memastikan bahwa suaranya dapat didengar oleh semua peserta
b)
penyaji
memastikan bahwa penyaji dapat melihat semua peserta
c)
penyaji
berusaha untuk menjadi penyimak atau pendengar yang baik
d)
penyaji memberi
kesempatan kepada peserta untuk bertanya, cari klarifikasi, dan lain-lain
e)
penyaji
mendorong peserta untuk aktif terlibat dalam presentasi
f)
penyaji
merespon peserta pada kebutuhan peserta tersebut
g)
penyaji
menggunakan media yang menarik dan efektif
1.5.
Tujuan
Presentasi
presentasi
ilmiah mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut.
1.5.1.
Memberikan
informasi
Presentasi yang
bertujuan memberikakn informasi dilakukan ketika peserta belum mengenal topik
yang dibahas.presentasi jenis ini biasanya banyak memberikan fakta dan data
agar peserta memahami apa yang akan terjadi. Pada akhir presentasi diharapkan
peserta mengerti akan informasi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Presentasi jenis ini banyak dilakukan untuk menjelaskan materi perkuliahan,
melaksanakan proyek,dan mempresentasikan hasil penelitian.
1.5.2.
Mengharapkan
masukan
Presentasi ini
bertujuan mendapatkan masukan atas materi yang diibentangkan. Dari masukan yang
diperoleh dari peserta, pennyaji dapat menindaklanjutinyadengan melakukan
tindakan atau menyempurnakan materinya untuk ditindaklanjuti kesuatu mediacetak
ilmiah.presentasi proposal atau hasil penelitian, misalnya, bertujuan untuk
itu.
1.5.3.
Memengaruhi
atau membujuk
Presentasi
bertujuan memengaruhi orang lain untuk melakukan indakan yang diusulkan
penyaji. Berdasarkan data konkret, penyaji mengajak peserta untuk berbuat
sessuatu telah selesai mendengarkan presentasi. Presentasi yang membujuk harus
mampu menggugah emosi peserta sehingga dapat mengubah sikap dan mengajak mereka
untuk melakukan sesuatu. Presentasi yang menggugah peserta untuk bertindak, misalnya presentasi penelitian tindakan,
yaitu hasil penelitian yang memberi masukan kebijakan atau pembaruan bagi pihak
tertentu agar segera melakukan apa yang diusulkan.
1.6.
Presentasi
yang efektif
Untuk
melakukan presentasi yang efektif, perlu diperhatiakan hal-hal berikut.
1.6.1.
Menarik
perhatian dan minat peserta
Kunci
ketertarikan peserta tertuju pada topik dan penyaji. Pilihlah topik yang
penting, mendesak, dan menarik perhatian, tetapi juga dikuasai penyaji.
Meskipun topik menarik, jika tidak dapat
dibentangkan secara menarik, tentunya akan mengecewakan peserta. karena
itu, jadilah penyaji yang luwes dan memikat. Caranya, hargailah peserta dan
kenali latar belakang mereka, dukunglah presentasi dengan kemampuan multimedia
(media visual, seperti gambar dengan warna menarik atau gambar bergerak), dan
jagalah nada suara tidak monoton, tetapii jelas terdengar oleh seluruh peserta.
1.6.2.
Menjaga agar
presentasi tetap terfokus pada masalah yang dibahas
Untuk menjaga
agar presentasi tetap berfokus pada masalah yang dibahas, disamping harus mendalami
materi, penyaji juga mampu menyampaikan pokok-pokok penting presentasi secara
sistematis, singkat, dan padat.
1.6.3.
Menjaga etika
saat tampil
Untuk menjaga
etika, hindari hal-hal yang dapat merugikan (menyinggung perasaan) orang lain
seperti yang telah diuraikan diatas.
1.7.
Tahap-tahap Presentasi
Keberhasilan presentasi didukung oleh tahapan yang matang yang
perlu dilalui penyaji, dari menyiapkan bahan presentasi hingga mengevaluasi
presentasi.
1.7.1.
Mempersiapkan Presentasi
Pertemuan
pertama harus mengesankan. Karena itu, untuk dapat mengesankan, sebelum
presentasi, anda perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
a.
Tentukan tujuan
presentasi.
b.
Siapkan materi atau
bahan presentasi dengan baik. Bacalah banyak sumber bacaan untuk menambah
wawasan materi. Sumber berasal dari pengalaman sendiri atau orang lain, buku,
jurnal, makalah, surat kabar, hasil penelitian, atau sumber elektronik (webside).
c.
Susunlah
kerangka materi yang akan disampaikan.
d.
Analisislah
peserta, apakah mereka orang yang memiliki variasi latar belakang pendidikan,
serata bidang ilmu, orang yang awam atau propesional.
e.
Pastikan alat
kominikasi, seperti telepon genggam, tidak mengganggu presentasi. Karena jika
tidak dimatikan, alat komunikas ini dapat mengganggu konsentrasi baik penyeji
maupun peserta.
f.
Bagikan materi
( handout ) sebelum presentasi. Namun, jika anda merasakan lebih dari
materi dibagikan setelah presentasi, hal itu tidak bermasalah. Justru peserta
akan terfokus untuk mendengarkan presentasi.
1.7.2.
Melaksanakan Presentasi
Dalam
pelaksanaan presentasi perlu diperhatikan hal-hal dibawah ini agar presentasi
berjalan seperti yang diharapkan.
a.
Bersikaplah
tenang dan alihkakan perhatian peserta apabila peserta berbicara sendiri, tidak
peduli, acuh tak acuh, keluar masuk ruangan, dan sebagainya.
b.
Sisipkan humor
ditengah-tengah presenttasi agar peserta memperoleh kesegaran.
c.
Libatkan
peserta dengan meminta pendapat atau komentar mereka tentang materi.
d.
Gunakanlah
bahasa yang mudah dipahami.
e.
Berbicaralah
dengan tenang, santun, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
f.
Jika penyaji
lebih dari satu orang, setiap penyaji memperoleh kesempatan berbicara untuk
satu atau beberapa bagian dari materi yang akan dipresentasikan.
g.
Perhitungkan
waktu presentasi dan waktu diskusi.
1.7.2.1.
Aspek Nonverbal
Presentasi bukan hanya melibatkan unsur verbal (berbicara).
Melainkan juga nonverbal (tanpa berbicara). Keduanya saling mendukung
keberhasilan presentasi.
(Menurut Budhiman, 2009:269 dalam Sri Hapsari Wijayanti )
Aspek-aspek yang termasuk nonverbal adalah sebagai berikut.
a.
Penampilan
Pakaian yang
dikenakan mencerminkansiap Anda. Karena itu, berbusanalah sesuai dengan
suasana. Jika suasana formal, gunakan pakaian yang folmal pula. Jangan berias
diri atau menggunakan aksesoris secara berlebihan.
b.
Sikap tubuh
Saat presentsi,
gerakan sewajarnya tubuhh anda ke tengah, kiri, kanan, depan atau belakang agar
tidak bosan dilihat oleh peserta. sikap yang bergerakseperti ini dapat
menimbulkan energi tersendiri dari
peserta.
c.
Bahasa tubuh
Gunakan bahasa
tubuh secara efektif, misalnya membelalakkan mata ketikan heran, membuka tangan
ke samping depan untuk emosi gembira, atau menggeleng kepala sebagai tanda
tidak setuju.
Beberapa bahasa
tubuh yang harus dihindari saat melakukan presentasi adalah sebagai berikut.
·
Menghindari
kontak mata
Ini
memperlihatkan rasa kurang percaya diri, gugup, dan tidak siap. Usahakan selalu menatap mata peserta dengan
tepat menjaga etika dan sopan-santun. Jagalah kontak mata dengan peserta
meskipun sikap tubuh bergerak ke berbagai sudut ruangan. Kontak mata dapat
diartikan perhatian kepada peserta
·
Membungkukkan
badan
Kesan yang
langsung tertangkap dari posisi membungkuk adalh penyajji tidak berani dan
tidak percaya diri. Cobalah berdiri tegak dan posisikan kaki selebar bahu.
·
Menggerakkan
anggota badan berlebihan
Jangan
menggoyang-goyangkan kaki, memperbaiki untaian rambut, atau menutup mulut saat
berbicara. Semua ini menandakan sikap yang tidak siap atau kurang menguasai
materi.
·
Memilih posisi
berdiri daripada duduk
Presentasi dapat
dilakukan dengan duduk atau berdiri.saat menyampaikan presentasi dengan
berdiri, jangan kaku atau seperti patung. Berdiri kaku justru memperlihatkan
sikap yang dingin. Cobalah berjalan dan bergerak mendekati peserta. begitu
pula, sikap duduk terkesan kurang membuka diri kepada peserta. peserta tidak
leluasa menatap penyaji dan akan merasa bosan hanya melulu melihat slide.
Berdiri lebih baik daripada duduk karena Anda dapat bebas berekspresi dan
berkomunikasilangsung dengan peserta
·
Memasukkan
tangan kedalam saku celana
Gaya itu
menunjukkan sikap tidak bersahabat dan merasa terancam. Sebaiknya, keluarkan
tangan dari saku celana dan gerakkanlah tangan seperlunya.
·
Meniru gaya
orang lain
Jangan meniru
gaya presentrasi orang lain, jadilah diri sendiri dengan gaya yang khas Anda.
·
Menghindari
bebunyian
Sebaiknya, sebelum
menyampaikan presentasi, keluarkan semua kunci atau koin dari saku celana dan
letakkan di dalam tas. Jangan sampai Anda kehilangan muka karena masalah kecil.
·
Menciptaka humor
secra berlebihan
Tidaka ada
salahnya melontarkan humor atau anekdot saat memberikan presentasi, tetapi
harus diingat jangan melakukan secara berlebihan dan keluar dari topik yang
sedang dibicarakan.
Dalam forum ilmiah umumnya, setelah
presentasi dilanjutkan denga sesi diskusi atau tanya jawab. Sesi ini penting
baik bagi penyaji maupun peserta. bagi penyaji, diskusi dapat menjadi wahana
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta atas materi yang telah
disampaikan. Selain itu, penyaji dapat mengukur kedalan penguasaan terhadap
materi, memmperoleh masukan, dan menambah wawasan. Bagi peserta, adanya diskusi
dapat memberikan kesempatan untuk mengonfirmasi, bertanya, menyanggah,
mengklarifikasi, dan sebagainya. Dari diskusi, peserta juga dapat menambah
pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan baru.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat berlangsung sesi diskusi
adalah sebagai berikut.
1.
Simak
pertanyaan yang dilontarkan peserta. jika perlu, catat secara singkat poin
penting pertanyaanpada kertas yang disiapkan. Namun,jika terlupa, dapat
bertanya kepada moderator.
2.
Jika pertanyaan
tidak jelas, penyaji dapat meminta peserta untuk mempertajam pertanyaan atau
sanggahan.
3.
Jika pertanyaan
tidak berkait dengan apa yang dipresentasikan, tidak ada salahnya penyaji mengatakan tidak berkenan jawabannya.
4.
Jika penyaji
tidak dapat menjawab, berterusteranglah atau berikanlah kesempatan kepada
peserta yang lain untuk membantu menjawabnya. Hal itu lebih baik dilakukan daripada
Anda menjawab asal-asalan.
5.
Jawaban
disampaikan secra singkat, tidak bertele-tele, dan sesuai dengan alokasi waktu.
6.
Jika pertayaan
yang satu dengan lainnyaberkaitan, dapat dijawab sekaligus sehingga lebih
menghemat waktu.
7.
Ucapann terima
kasih sebelum atau setelah menjawab pertanyaan.selain menunjukkan
kesantunan,juga menandakan ungkapan perasaan baha peserta telah menyimak
presentasi Anda.
Cara
yang mudah untuk menilai suatu prsentasi berhasil atau tidak adalah melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta. Presentasi yang menarik akan
memancing banyak pertanyaan dan komentar dari peserta walaupun komentar yang
disampaikan bersifat kontra atau serangan balik. Sebaiknya, jika tidak ada
pertanyaan sama sekali dari peserta, dapat diartikan presentasi tidak menarik,
sulit dimengerti, atau membosankan. Mungkin peserta mengehendaki presentasi
yang dilakukan segara berakhir dan berganti ke penyaji berikutnya.
1.7.3.
Menguvaluasi Presentasi
Tidak
ada presentasi yang sempurna. Melakukan evaluasi terhadap presentasi yang baru
saja berakhir sangatlah baik untuk mengetahui kekurangan presentasi. Evaluasi
dilakukan secaralisan atau tulis di akhir acara. Pada banyak penyaji, evaluasi dilakukan dengan membagikan
kuuesioner atau penguji materi. Evaluasi dapat pula dilakukan sendiri dengan
mengintropeksi bagaimana sikap tubuh, intonasi, kelengkapan materi, dan
sebagainya. Selain itu, menyimak hasil rekaman presentasi setelah presentasi
beraakhir merupakan cara yang dianjurkan atau meminta pendapat rekan mengenai
presentasi Anda. Catatlah semua masukan untuk presentasi yang lebih baik pada
kesempatan lain.
1.8.
Sistematika
Slide
(menurut
Rahayu, 2007 : 225 dalam Sri Hapsari Wijayanti )
Presentasi
disampai disampikan dalam tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Dalam slide presentasi,
ketiga bagian tersebut harus tampak jelas.
1.
Pendahuluan
Pada
bagian ini, penyaji perlu membangkitkan minat peserta agar menerima materi yang
akan disampaikan.
Strategi yng
dapat dilakukan dalam membuka presentasi adalah
a.
Menceritakan
pengalam ringan yang menarik dan menyegarkan.
b.
Memberikan data
statistik yang mengejutkan.
c.
Melontarkan
humor atau anekdot.
d.
Mengutip ucapan
seorang ahli atau tokoh yang dikenal publik.
e.
Menampilkan
gambar atau film dengan multimedia.
2.
Isi ( batang
tubuh )
Sesudah
membangkitkan minat, presentasi dapat dimulaai dengan menjelaskan secara
singkat poin-poin besar apa saja yang akan dibahas. Kemudian, diikuti dengan
penjelasan ditail dari masing-masing poin tersebut. Misalnya, penyaji akan
menjelaskan tentang karakteristik metode yang dilakukan. Jelaskan terlebih
dahulu ada berapa karakteristik metode tersebut. Setelah itu, menjelaskan
karaktteristik masing-masing tersebut secara berururan dan terstruktur. Jika
pembicara menjelaskan hasil eksperimen, jelaskan bagian terpenting dari hasil
tersebut denga kaliamt yang sederhana dan mudah dipahami. Siapkan silde
yang menjelaskan secara detail karakteristik yang diperoleh.
Dengan
demikian, pola organisasi slide perlu dipertimbangkan masak-masak.
Seperti penyajian secara tulis, pola penyajian lisan meliputi pola kronologis,
spasial, topikal, kausal, problem-solusi, klimaks atau anti klimaks, dan
sebagainya. Di samping itu, presentasi akan sangat efektif apabila disampaikan dengan
menampilkan gambar, grafik, atau diagram untuk menyampaikan pokok-pokok penting
pembahasan. Yang tidak kalah pentingnya, peralihan (transisi) antar-slide
dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membosankan peserta. transisi juga dapat
digunakan tuturan dengan intonasi yang ditekankan. Bentuk pertanyaan tentang
apa yang akan dipagarkan berikutnya atau perpindahan penyaji (jika penyaji
lebih dari seorang), misalnya, dapat menjadi transisi yang mengunggah peserta.
3.
Penutup
Bagian ini
mengulas kembali bagian-bagian penting yang perlu digarisbawahi. Tujuan utama
bagian akhir adalah memfokuskan kembali perhatian peserta kepada isi atau pesan
yang hendak diampaikan.
Strategi yang
dapat dipilih untuk mengakhiri
presentasi adalah
a.
Mengungkapkan
kembali pokok-pokok penting presentasi.
b.
Memberikan
ringkasan butir-butir penting.
c.
Memberikan
saran atau harapan untuk bertindak
d.
Mengungkapkan
peluang dan tantangan
1.9.
Teknik
Presentasi
Presentasi
perlu disiapkan secara strattegis. Selain mengetahui siapa peserta, mempersiapkan
madia pendukung presentasi dan materi yang efektif, perlu juga Anda memilih
teknik presentasi yang tepat sesuai dengan materi dan tujuan presentasi. Ada
tiga teknik yang umum digunakan, yaitu menghafal materi, membaca materi, dan
mencatat pokok-pokok materi yang penting.
1.9.1.
Menghafal
( Menurut
Keraf, 1994 : Rahayu, 2007 dalam Sri Hapsari Wijayanti)
Teknik ini
dilakukan oleh penyaji dengan cara menghafal urutan materi, kata demi kata yang
akan disampaikan tanpa menggunakan catatan. Penyaji yang memilih teknik ini
akan tampak gelisah atau oanik apabila tiba-tiba terlupa. Kesan yang tampak
adalah penyaji tampak kaku dan menjemukan peserta. ada kecenderungan penyeji
berbicara terlalu cepat tanpa mengahayati makannya.
1.9.2.
Membaca
( Menurut
keraf, 1994 : Rahayu, 2007 dalam Sri Hapsari Wijayanti)
Materi
presentasi disiapkan penyaji untuk membaca. Teknik ini dinamakan juga teknik
naskah. Presentasi dengan membaca naskah dapat dilakukan jika materi yang
hendak dibentang komleks dan teknis, tetapi lebih baik jika tidak membaca
seluruhnya. Begitu pula bahasa tubuh dimanfaatkan semaksimal mungkin supaya
presentasi menarik, membaca tanpa memandang peserta akan membuat peserta merasa
tidak diakui kehadirannya.
1.9.3.
Memcatat
( Menurut
keraf, 1994 : Rahayu, 2007 dalam Sri Hapsari Wijayanti )
Teknik ini dinamakan
teknik ekstemporan paling efektif karena penyaji tapil hanya dengan mencatat
bentuk poin-poin pikiran yang akan disampaikan dalam presentasinya. Penyaji
mengmbangkan sendiri poin-poin tersebut dalam uraian yang jelas dan tetap
menjaga kontak mata dengan peserta. teknik ini memberikan kesempatan kepada
penyaji untuk merespons peseta.
2.
BERPIDATO
2.1.Pengertian
Berpidato
Berpidato
merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Oleh sebab itu, berpidato
memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan
bahasa lisan yang didukung oleh aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah, kontak
pandang, dan intonasi suara. ( E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai : 228 )
2.2.Kriteria
berpidato
Pidato
yang baik ditandai oleh beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai
berikut.
a.
Isi nya sesuai
dengan kegiata yang sedang berlangsung
b.
Isinya
menggugah dab bermanfaat bagi pendengar
c.
Isinya tidak
menimbulkan pertentangan sara
d.
Isisnya jelas
e.
Isinya benar
dan objektif
f.
Bahasa yang
dipakai mudah dipahami
g.
Bahasanya
disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat
2.3. Tata
Tertib dan Etika Berpidato
Tata
cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan yang memulai,
mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Sementara itu, etika berpidato merujuk
kepada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhatikan dan dijumjung ketika
seseorang berpidato. Langkah-langkah dan aturan berpidato secara umum diawali
dari pembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berisi sapaan
kepada pihak-pihak yang diundang dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi
merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato,
sebagai hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu diperinci sesuai
dengan waktu yang disediakan. Kemudian, penutup pidato berisi penyegaran kembali
gagasan pokok yang telah dipaparkan dalam sajian isi, harapan, dan uapan
terimakasih (sekali lagi) atas partisipasi semua pihak dalam acara yang sedang
berlangsung.
Etika
berpidato akan menjadi pegangan bagi siapa saja yang akan berpidato. Ketika
berpidato, kita tidak boleh menyinggung perasaan orang lain, sebaliknya
berupaya untuk menghargai dan membangun optimisme bagi pendengarnya. Selain itu,
keterbukaan, kejujuran,empati, dan persahabatan perlu diusahakan dalam
berpidato.
2.4.Penulisan
naskah pidato
Menulis
naskah pidato pada akikatnya adah menuangkan gagasan kedalam bentuk bahasa
tulis yang siap dilisankan. Pilihan kosakata, kalimat, dan paragraf dalam
menulis sebuah pidato sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan kegiatan menulis
naskah yang lain. Situasi resmi atau kurang resmi akan menentukan koskata dalam
menulis.
2.5.Menyunting
naskah pidato
Seperti
halnya naskah makalah atau artikel, naskah pidato pun perlu disunting. Melalui
penyuntingan itu, naskah pidato itu diharapkan akan menjadi lebih sempurna. Apa
yang disunting? Yang disunting adalah isi, bahasa, dan penalaran dalam naskah
pidato itu. Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan dengan tujuan
pidato, sesuai dengan calon pendengar, dan sesuai dengan kegiatan yang digelar.
Selain itu, isinya juga dipastikan apakah benar, representatif, dan mengandung
informasi yang relavan dengan konteks pidato. Kemudian, penyuntingan terhadap
bahasa diharapkan kepada pilihan kosakata, kalimat, dan paragraf. Ketepatan
pilihan kata, kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi
perhatian utama. Lalu, penalaran dalam naskah pidato juga disunting untuk
memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan dengan menggunakan
penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif, deduktif, atau campuran.
2.6.Penyempurnaan
Naskah Pidato
Penyempurnaan
aspek bahasa dilakukan dengan menggati kosakata yang lebih tepat dan
menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki struktur dan gagasannya. Sementara
itu, peneympurnaan paragraf dilakukan dengan memperbaiki koherensi dan kohesi
paragraf. Untuk itu, penambahan kalimat, penyempurnaan kalimat, atau
penghilangan kalimat perlu dilakukan.
2.7.Penyampaian
Pidato
Menyampaikan
pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah disiapkan. Akan tetapi,
menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah pidato didepan hadirin,
tetap perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana dan menciptakan
interaksi yang hangat dengan audiensi. Untuk itu, seseorang yang akan
menyampaikan pidato harus mampu menganalisis situasi dan manfaatkan hasil
analisinya itu menghidupkan suasana dalam pidato yang akan dilakukan. Apabila
pidato yang disampaikan bukan atas nama orang lain (bukan membacakan naskah
pidato atasan atau orang lain), kita masih dapat melakukan
penambahan-penambahan sepanjang waktu yang disediakan memandai. Yang
terpenting, penambahan itu memperkaya isi pidato, dapat menghangatkan suasana
dan bermanfaat, serta dapat memperjelas isi dalam naskah pidato.
2.8. Tempo,
Dinamik, dan warna suara
Keberhasilan
sebuah pidato banyak bergantung pada penguasaan orang yang berpidato terhadap
tempo, dinamik, dan warna suara. Tempo dapat diartikan cepat lambatnya
pengucapan, tidak berbicara terlalu cepat atau sebaliknya. Dinamik
berkaitan dengan keras lembutnya suara. Artinya, suara tidak datar dan perlu
diupayakan ada penekanan terhadap suatu kata atau kaliamt tertentu. Warna
suara adalah kaitan antara kata yang diucapkan dengan suasana hati,
mislanya suasana gembira, sendu, sedih, atau khidmat, sesuai dengan tujuan mata
acara yang ditetapkan.
Selain
kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku, vokal dan konsonan
untuk setiap kata hendaklah diucapkan secara tepat dan wajar serta dapat
didengar jelas oleh khalayak sasaran. Dalam hal ini, perlu dihindari agar kata
tidak sampai terlesap (hilang), ditambah, atau diubah satu huruf (vokal atau
konsonan)
Contoh
:
Silahkan jangan dibaca [silaken]
Positif [positip]
Generasi [henerasi]
Instansi [intansi]
Frustrasi [frustasi]
Negosiasi [negoisiasi]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Presentasi
ilmiah adalah suatu kegiatan berbicara dihadapan orang (publik) atau kalangan
terbatas untuk menyiapkan temuan penelitian, pemikiran kritis, atau informasi
ilmiah dalam dunia akademik. Sedangkan berpidato merupakan salah satu wujud
kegiatan berbahasa lisan. Oleh sebab itu, berpidato memerlukan dan mementingkan
ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung
oleh aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah, kontak pandang, dan intonasi
suara.
2.
Pelaksanaan
Presentasi Ilmiah adalah mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif dan
memaksimalkan efektivitas dalam proses presentasi. Sedangkan Menyampaikan
pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah disiapkan. Akan tetapi,
menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah pidato didepan hadirin,
tetap perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana dan menciptakan
interaksi yang hangat dengan audiensi.
3.
Tata
cara presentasi adalah memberi informasi kepada peserta secara memadai,
memanfaatkan waktu seefektif mungkin, dan patuhi etika yang berlaku. Sedangkan
tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan yang memulai,
mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Sementara itu, etika berpidato merujuk
kepada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhatikan dan dijumjung ketika
seseorang berpidato.
B.
Saran
Saya menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk dari
itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan guna perbaikan makalah
dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009.Cermat Berbahasa
Indonesia:Untuk Perguruan Tinggi.jakarta:akademika presindo
Wijayanti,Sri Hapsari, dkk. 2013.Bahasa Indonesia:Penuliasan dan
Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar