BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebenarnya kutipan,
rujukan/data pustaka mungkin sudah pernah kita temukan dan pelajari ketika
mulai belajar pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama dan
menengah atas, mungkin pada saat itu kita tidak mengetahui betapa pentingnya
kutipan dan rujukan dalam sebuah karya tulis, ketika sudah ditugaskan untuk
menulis sebuah karya ilmiah atau makalah kita mungkin saja kesulitan. Maka dari
itu kami sadar dan kembali mengingatkan akan pentingnya keberadaan kutipan dan
rujukan dalam sebuah karya ilmiah yang digunakan sebagai bukti atau penguat
agrumentasi dalam sebuah penulisan karya ilmiah.
Berbeda dengan catatan kaki, mungkin
kita baru saja menemukan pada tingkat perguruan tinggi. Sebenarnya kutipan,
rujukan, dan catatan kaki saling berkaitan dan sangat dibutuhkan dalam
penulisan sebuah makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Dalam penyusunan suatu
karya ilmiah, unsur yang tidak terlepas yaitu sumber/bahan karya ilmiah itu
didapat. Berbagai banyak sumber dalam menyusun karya ilmiah, selalu ada unsur
dalam karangan tersebut salah satunya, kutipan pendapat para ahli, dan sumber
yang didapat harus dicantumkan secara lengkap dengan menggunakan daftar pustaka
dan catatan kaki agar tidak terjadi unsur plagiat di dalam karangan ilmiah
tersebut.
Ada cara dan susunan dalam membuat
kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki yang harus diketahui secara cermat
agar tidak terjadi kesalahan ketika dalam membuat sebuah karangan ilmiah.
Namun, unsur-unsur penting yang terdapat dalam kutipan, data pustaka, dan
catatan kaki ini terkadang disepelekan oleh sebagian orang dalam penulisan/
penyusunan sebuah karangan ilmiah sehingga menjadikan makalah yang
disusun/ditulis menjadi salah dan tidak dapat diterima karena kurangnya
bukti-bukti yang kuat. Dimana pada kali ini kami diberi kesempatan untuk
menjelaskan bagaimana tatacara penulisan kutipan, data pustaka, dan catatan
kaki yang baik agar tidak terjadi lagi kesalahan pada penulisan/penyusunan
dalam karangan ilmiah atau makalah sederhana sekalipun. Dimana pembahasan ini
sangatlah penting untuk menunjang mata kuliah Bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1.
Apa pengertian
dari kutipan, daftar rujukan, dan catatan kaki?
2.
Bagaimana cara
penulisan kutipan?
3.
Bagaimana cara
penulisan data rujukan?
4.
Bagamana cara
penulisan catatan kaki?
1.3 Tujuan
Makalah ini selain sebagai tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Kami juga berharap makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk
mengetahui pengertian kutipan, daftar rujukan, dan catatan kaki yang disertai
dengan pengertian dari para ahli, jenis, susunan, dan contoh-contoh.
2. Mengetahui
susunan/cara penulisan kutipan.
3.
Mengetahui
penulisan daftar rujukan.
4.
Mengetahui
penulisan catatan kaki.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kutipan
Menurut
pendapat Widjono (2012:92), kutipan adalah “Salinan kalimat, paragraf, atau
pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya,
baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik yang melalui media cetak maupun
media elektronik”. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Macken-Honaric (2005:52),
“kutipan adalah pinjaman gagasan dalam bentuk ungkapan, kalimat, atau paragraf
dari sumber tertentu dan dimasukkan dalam teks karya tulis”. Dan sejalan juga dengan
pendapat Keraf (2004:202) “kutipan adalah salinan kalimat atau pendapat seorang
pengarang yang terkenal baik terdapat dalam buku-buku ataupun majalah”. Jadi
dirangkum dari pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan kutipan adalah
pinjaman kata, frasa, kalimat ataupun paragraf menurut pendapat orang lain
melalui buku-buku, jurnal, dan lain sebagainya baik yang melalui media cetak
maupun media elektronik untuk memperkuat pendapat sendiri dalam teks karya
tulis.
Dalam melakukan kutipan, yang perlu di
perhatikan ialah menuliskan nama pengarang, tahun, dan nomor halaman.
Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Hikmat (2011:157), bahwa “ketika
mengutip pendapat orang lain, memiliki kewajiban untuk menuliskan sumbernya,
termasuk identitas lainnya, misalnya tahun penerbitan dan halaman”.
2.1.1. Kutipan Langsung
Menurut
pendapat Widjono (2012:92), kutipan langsung adalah “salinan yang persis sama
dengan sumbernya tanpa perubahan”. Menurut pendapat Karsinem (2014:122) “kutipan
langsung menuslikan secara utuh kata dan kalimat dari teks yang dijadikan
kutipan”.pendapat ini juga sama maksudnya dengan Keraf (2004:203), “pinjaman
kalimat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat
dari sebuah teks asli”. Jadi kutipan langsung ini berguna untuk menguatkan pendapat
pribadi dalam penulisan karya ilmiah dengan menuliskan kata demi kata dan
kalimat demi kalimat secara utuh tanpa adanya perubahan atau penambahan kata
dari penulis. Prinsip yang harus diperhatikan ketika mengutip ialah:
1. Tidak
boleh mengadakan perubahan pada pada teks asli yang dikutip
2. Menggunakan
tiga titik berspasi, jika sebagian dari kutipan yang dihilangkan.
Contoh, “semua pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ... diharapkan sudah
melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995:278)
3. Mencamtumkan
sumber kutipan.
Ada dua cara melakukan kutipan langsung,
yaitu kutipan langsung yang kurang dari lima baris dan kutipan langsung lebih
dari lima baris.
a) Kutipan
langsung yang kurang dari lima baris (kurang dari 40 kata)
Kutipan langsung kurang dari lima baris diapit
tanda kutip/petik (“...”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan
diikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman di dalam kurung atau boleh saja
nama penulis, tahun dan nomor halaman di awal kemudian diikuti dengan penulisan
pendapat dari para ahli yang diapit tanda petik.
Contoh kutipan kurang dari lima baris (kurang dari 40 kata):
Contoh 1
“kutipan adalah salinan kalimat atau pendapat seorang
pengarang yang terkenal baik terdapat
dalam buku-buku ataupun majalah” (Keraf, 2004:202).
Contoh 2
Keraf, (2004:202), “kutipan adalah salinan kalimat atau
pendapat seorang pengarang yang
terkenal baik terdapat dalam buku-buku ataupun majalah”.
b) Kutipan
langsung yang lebih dari lima baris (lebih dari 40 kata)
Kutipan langsung lima baris keatas dapat
ditulis dengan menggunakan dua cara, yaitu:
1.
Kutipan langsung
lima baris ke atas dengan menggunakan catatan kaki.
Kutipan
langsung lima baris ke atas (lebih dari 40 kata) ditulis terpisah dari teks,
spasi rapat (satu spasi), margin kiri masuk ke dalam teks lima spasi, dari
margin kanan tiga spasi, dan pada akhir kutipan diberi nomor catatan kaki.
Contoh kutipan langsung
lima baris ke atas:
Dalam Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa :
Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah
dan aturan yang tetap. Baku atau standart tidak dapat berubah setiap
saat. Kaidah pembentukan kata
yang menerbitkan perasa dan perumus dengan taat asas harus menghasilkan
bentuk perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau pengrusak.²
Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksanakan
secara konsisten sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif.
²Moeliono, Anton M. (ed), Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 13
2.
Kutipan lima baris ke atas tidak
menggunakan catatan kaki.
Tata cara
penulisan kutipan ini hampir sama dengan kutipan dengan catatan kaki yang
membedakannya yaitu pada kutipan ini tidak menggunakan nomor untuk catatan
kaki. Namun tetap harus menulis nama pendapat ahli dan juga menuliskan tahun
dan nomor halaman pada buku yang dikutip
Contoh:
Sumardi (1996:187) menarik kesimpulan sebagai berikut,
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah tentunya bukan hanya murid
lulus dalam ujian. Mereka dibimbing dalam keterampilan berbahasa agar mampu
memahami berbagai karangan yang bisa menambah pengetahuan dan memperdalam pengalaman,
agar tidak mengelirukan akte notaris sebagai puisi, agar mampu berkomunikasi
dengan baik dan benar.
c) Kutipan
langsung yang disertai catatan kaki (footnote)
Skripsi, thesis, disertasi, dan makalah
ilmiah yang lebih dari 10 halaman sebaiknya menggunakan catatan kaki (footnote). Kutipan pada catatan kaki
dapat dicantumkan secara pendek maupun panjang dengan cara selalu diberi jarak,
apit oleh tanda kutip, dikutip sebagaimana teks aslinya, dan pada akhir kutipan
diberi nomor catatan kaki.
Contoh kutipan langsung
disertai catatan kaki
Dalam Pedoman Ejaan
yang Disempurnakan disebutkan bahwa ”unsur pinjaman yang pengucapan dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan
agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”¹
¹Dendy Sugono (penangg.
Jwb), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional,
2004), hlm. 23
2.1.2. Kutipan
Tidak Langsung (menyandur)
Menurut
pendapat Karsinem (2014:131), “kutipan tidak langsung atau dikemukan dengan
bahasa penulis sendiri”. Tata cara penulisan kutipan tidak langsung menurut
pendapat Karsinem (2014:131), “ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu di dalam
teks, nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau ditulis
dalam kurung bersama tahun penerbitannya”. Jika memungkinkan nomor halaman
disebutkan.
Contoh, nama penulis
disebut terpadu dalam teks:
Suparno (2005:27)
belajar berarti membentuk makna, belajar bukan mengumpulkan fakta, melainkan
merupakan suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru.
Menurut pendapat Widjono (2012:93) kutipan tak
langsung adalah“mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri
dengan kalimat atau bahasa sendiri” Penulisan diintegrasikan ke dalam teks,
tidak diapit tanda petik, spasi sama dengan teks, dan tidak mengubah isi atau
ide penulis asli. Penulisan di sertai data pustaka sumber yang di kutip, dapat
berupa catatan kaki atau data pustaka dalam teks.
Cara
menyandur ada dua macam, masing-masing berbeda cara, tujuan, dan manfaatnya.
a. Cara
pertama meringkas. Yaitu menyajikan
suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk ringkas.
Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan
pemahaman naskah asli, dan memperkuat pembuktian. Berikut adalah proses
meringkas karangan berdasarkan urutan:
1) Bertolak
dari karangan asli, dengan membaca secara cermat keseluruhan naskah asli dari
tema sampai dengan kesimpulan, dan merangkum pikiran-pikiran utama.
2) Mereproduksi
karya asli dalam bentuk ringkas dengan menyajikan pikiran-pikiran utama seluruh
karangan dalam dalam hubungan logis; memotong, memangkas, atau menghilangkan
unsur-unsur berikut:
a) latar
belakang
b) keindahan
gaya bahasa
c) ilustrasi
d) penjelasan,
rincian, dan detail
e) kutipan
f) sumber
kutipan
g) data
pustaka
h) deskripsi
data
3) Menyusun
ringkasan dengan mempertahankan keaslian naskah:
a) contoh-contoh
Pikiran pengarang
b) Pendekatan
naskah
c) Urutan
pikiran
d) Istilah-istilah
e) Data
yang sudah diolah (hasil analisi)
f) Kesimpulan
g) Sudut
pandang pengarang asli
Contoh
ringkasan:
Direktur strategi
bisnis melaporkan kinerjanya dengan tema upaya memecahkan masalah perusahaan PT
Exelco, yang cenderung merugi. PT Exelco pembuat perlengkapan kamar mandi
modern dihadapkan pada pilihan meminjam uang di bank untuk pembenahan sistem
produksi dan manajemen atau menjual perusahaan dengan harga yang relatif
rendah. Kajain analisis, pilihan pertama menjual
perusaan yang berarti kerugian, mengingat produk perusahaan itu pada tahun
1990-2004 berkualifikasi standar internasional (ISO 9001) dan pelanggan sudah
mencapai 20 persen di Asia, 5 persen di Eropa, dan 2 persen di Amerika.
Masalahnya produk terbatas karena ketinggalan teknologi dan mekanisme manajemen
yang tidak efisien. Pilihan kedua meminjam
modal di bank sebesar lima miliar rupiah dengan perincian untuk pembenahan
teknologi produksi sebesar empat miliar rupiah dengan perician untuk pembenahan teknologi produksi sebesar empat
miliar rupiah dan sisanya untuk membenahan manajemen dan rekuitmen tenaga ahli
potensial. Cara ini lebih menguntungkan. Kesimpulan: mengunakan pilihan kedua.3
3Direktur Strategi Bisnis, Laporan Pertanggungjwaban Strategi Bisnis, (Jakarta:
PT Wringin, 2002), h. 1-20
b. Cara
kedua ikhtisar, menurut pendapat widjono (2012:95) cara ikhtisar “yaitu
menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolak dari naskah,
tetapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung
kepada inti bahasan yang terkait dengan masalah yang hendak di pecahkan”.
Ikhtisar memerlukan ilustrasi untuk menjelaskan inti persoalan.
Contoh ikhtisar:
Setelah melakukan
kajian yang mendalam laporan Direktur Strategi Bisnis PT Exelco, Direktur Utama
berserta para pemegang saham memutuskan kebijakan bisnis yang lebih
menguntungkan yaitu memeinjam modal di bank untuk pembenahan teknologi produksi
dan sistem manajemen. 4
4Direktur
Strategi Bisnis, Ibid, hlm. 15.
2.1.3. Kutipan (Referensi) dengan Data Pustaka (endnote)
Artikel dan makalah pendek yang tidak
menggunakan catatan kaki (footnote) dapat mengguakan data pustaka dalam teks
(endnote). Berikut menurut pendapat Widjono pemikiran yang mendasari penulisan
demikian, antara lain sebagai berikut:
1. Kelaziman
endnote dalam penulisan artikel jurnal ilmiah.
2. Artikel
lazim dimuat dalam surat kabar dan majalah populer.
3. Ruang
untuk menuliskan catatan kaki dan bibliografi terbatas.
4. Penulisan
cenderung menggunakan ragam bahasa populer.
5. Pembaca
artikel bermacam-macam latar belakang ilmu pengetahuan.
6. Pertimbangan
akademis bukan unsur utama karena yang dipentingkan fungsi informasi.
7. Surat
kabar dan majalah mengutamakan efektivitas dan efisisensi, setiap baris/ kolom
diperhitungkan secara komersial.
8. Pemuatan
catatan kaki (footnote) dan biblografi dinilai memboroskan ruang, yang dapat
memperkecil nilai komersial
9. Penulisan
artikel yang pendek tidak menuntut catatan kaki dan bibliografi.
Data pustaka dalam teks
digunakan dalam menulis karangan pendek, misalnya artikel surat kabar. Data
pustaka dapat ditempatkan pada awalan kutipan (saduran) dan dapat pula pada
akhir kutipan (saduran). Data pustaka yang dituliskan: pencipta ide, penulis
buku, nama buku, tahun, dan halaman.
Contoh penulisan data
pustaka dalam teks:
1. Data
pustaka pada awal kutipan
Hatch dan Gardner
(dalam Daniel Goleman, Inteligence
Emotional, 2002: 166) mengidentifikasi kecerdasan antarpribadi berdasarkan
keterampilan esensial dalam (1) mengorganisasi kelompok, (2) mencegah konflik
dalam merundingkan pemahaman, (3) empati dalam menjalin, mengenali, dan
merespon hubungan pribadi, (4) mengungkapkan perasaan dan keprihatinan secara
tepat, (5) melakukan analisis sosial dalam mendeteksi perasaan orang lain
menuju bentuk terbaik sehingga diperoleh suatu ketajaman antarpribadi, dan (6)
memanfaatkan unsur pembentuk daya tarik, keberhasilan sosial, dan karisma.
2. Data
pustaka pada akhir kutipan
Kecerdasan antarpribadi
adalah kemampuan untuk memahami orang lain apa yang memotifasi mereka,
bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu-membahu dengan mereka.
Sedangkan kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi
terarah ke dalam diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri sendiri serta
kemampuan menggunakan model untuk menempuh kehidupan yang efektif (Howard
Gardner, Multiple Inteligence, dalam
Daniel Goleman, Inteligence Emotional,
2002:52).
2.2 Bibliografi / Daftar Rujukan
Keraf (2004:242) berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan bibliografi atau daftar rujukan adalah sebuah daftar yang
berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya,
yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan
yang telah digarap.
Daftar rujukan berisi informasi tentang
sumber informasi yang berisi apa yang dikutip, diacu, dan sumber-sumber
informasi lainnya yang isinya relevan dengan topik karangan ilmiahnya.
Semua sumber yang ada dalam kutipan
harus dituliskan pada daftar rujukan. Menurut Brotowidjoyo (2002:126) bahwa
yang diutamakan dalam membuat daftar rujukan (baik karangan yang dikutip, acuan
maupun bibliografi) adalah: bahwa semua pustaka dalam tubuh karangan harus ada
dalam daftar rujukan. Untuk buku-buku ilmiah, skripsi, tesis, atau desertasi,
maka pustaka yag ada dalam daftar rujukan tidak perlu ada dalam tubuh karangan
tetapi semua pustaka yang ada dalam tubuh karangan harus ada dalam daftar rujukan.
Daftar rujukan atau bibliografi memiliki
aturan dan kaidah dalam penulisan serta penyusunannya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam daftar rujukan adalah: (1) semua sumber rujukan yang ada
dalam kutipan harus dituliskan pada daftar rujukan; (2) cara penyusunan daftar rujukan;
dan (3) aturan atau sistematika penulisan daftar rujukan.
Menurut Chaer (2011:194) menjelaskan
bahwa penyusunan daftar rujukan harus disusun secara alfabetis nama pengarang,
judul atau nama buku, artikel atau karangan, yang digunakan atau disebutkan
pada karangan ilmiah itu. Hal tersebut memudahkan pembaca untuk melihat sumber
yang digunakan oleh penulis dan mudah untuk langsung menemukan sumber-sumber
yang digunakan oleh penulis. Jika pada sumber yang tidak ada nama pengarangnya,
maka yang dituliskan adalah nama lembaga atau nama artikel, nama Koran, dana
nama jurnal.
Daftar rujukan atau referensi adalah
daftar yang mencantumkan semua dokumen yang menjadi rujukan dalam tulisan karya
ilmiah termasuk skripsi. Daftar rujukan dibedakan menjadi daftar pustaka dan
bibliografi. Menurut Leo,S. dkk. (2007:111), daftar pustaka mencantumkan semua
dokumen baik yang dikutip maupun tidak dikutip, sedangkan bibliografi hanya
mencantumkan dokumen-dokumen yang dikutip secara langsung dan tidak langsung.
Oleh karena itu, semua nama penulis yang ditulis dalam bibliografi pasti
tercantum dalam badan tulisan karya ilmiah.
Penulisan daftar pustaka atau
bibliografi pada umumnya mencantumkan secara berturut-turut meliputi:
1.
nama penulis
atau nama editor dengan urutan : nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa
gelar akademik.
2.
tahun penerbitan
3.
judul buku,
jurnal, artikel, termasuk anak judul (subjudul)
4.
tempat atau kota
penerbit, nama penerbit, volume, dan tanggal terbit jurnal. Hal yang berbeda
terutama pada penempatan informasi, misalnya tahun terbit ada yang mencantumkan
pada awal, dan ada juga yang menulis pada akhir referensi. Hal yang penting
adalah konsistensi dalam mengikuti salah satu gaya penulisan supaya tidak
membingungkan pembaca.
2.2.1 Penulisan Daftar Rujukan
atau Bibliografi Menurut Gaya ACI
Gaya penulisan rujukan asosiasi cinta
Indonesia (ACI) menekankan pada lengkapnya informasi, kejelasan, kperaktisan,
dan efisensi penulisan. Susunan informasi sumber rujukan ditulis sebagai
berikut.
1. Nama
belakang penulis diikuti tanda koma (,) dan diberi jarak satu spasi, kemudian
ditulis huruf awal atau inisial nama pertama, kedua, dan seterusnya bila ada
dengan huruf besar dan diikuti tanda titik(.).
2. Tahun
terbit dicantumkan setelah tanda titik (.) yang mengikuti inisial (terakhir)
nama penulis dengan jarak satu spasi. Tahun terbit diikuti tanda titik (.).
3. Judul
buku diletakkan dengan jarak satu spasi dari tanda titik (.) tahun terbit.
Judul buku ditulis dengan cetak miring (italic) dan diikuti oleh tanda titik
(.). untuk artikel jurnal, judul artikel ditulis dengan huruf besar pada setiap
awal kata (inisial) dan diikuti tanda titik yang diapit dengan tanda petik (“)
diawal serta akhir judul artikel. Kemudian, tulis judul jurnal dengan cetak
miring ( italic) dan diikuti tanda titik (.).
4. Tempat
penerbit ditulis dengan jarak satu spasi setelah judul buku, diikuti tanda
titik dua (:). Tempat penerbit yang ditulis adalah nama kota penerbit, bukan
nama Negara kecuali Negara yang wilayahnya kecil seperti singapura.
5. Nama
penerbit dicantumkan dengan jarak satu spasi setelah tanda titik dua (:) yang
mengikuti tempat penerbit. Untuk artikel jurnal, tempat dan nama penerbit tidak
perlu dicantumkan, tetapi yang dicantumkan adalah nomor terbitan, bulan atau
musim, dan halaman.
6. Baris
kedua dalam penulisan perujukan dimasukkan kedalam (indentet) satu tab atau
tujuh huruf dari margin kiri, tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.
7. Daftar
rujukan tidak pernah diberi nomor baik dengan angka maupun huruf. Namun, contoh
penulisan rujukan berikut ini digunakan nomor a,b,c, dan seterusnya untuk
membedakan contoh yang satu dengan yang lainnya.
2.2.2 Penulisan Bibliografi
Berdasarkan Sumber :
a. Sumber
dengan penulis tunggal
Nama belakang penulis selalu ditulis
lengkap. Untuk nama sebelumnya (nama pertama, kedua, dan seterusnya) cukup
ditulis huruf pertamanya saja (inisial) dengan huruf capital. Tahun terbit
diurutkan dari sumber rujukan terdahulu.
Contoh:
1. Leo,
S. 2010. Kiat Jitu Menulis dan
Menerbitkan Buku. Jakarta: Erlangga
2. Leo,
S. 2008. Kiat Sukses Mengajar dan
Mengelola Sekolah Minggu. Yogyakarta: Andi
Offset
3. Alwasilah,
Chaedar A. 1993. Linguistik Suatu
Pengantar. Bandung: Angkasa
b. Sumber
dengan dua penulis
Nama belakang penulis pertama dan kedua
dicantumkan lengkap dan untuk nama-nama tambahan ( nama pertama, kedua, dan
seterusnya), hanya ditulis huruf awal / inisialnya dengan huruf besar.
Contoh
1. Paltridge,
B. & Stairfied, S. 2007. Thesis and
Dissertation Writing in a Second Languange:
A Handbook for supervisoras. London: Roultledge
2. Bogdan,
Robert. C dan Sari Knopp Biklen. 1982. Qualitative
Research for Education: An
Intriduction to Theory and Methods. Boston: Ally and Bacon. Inc.
c. Sumber
dengan tiga penulis
Nama belakang penulis
pertama diikuti tanda konma dan inisial nama-nama sebelumnya (bila ada) masing-masing
diikuti tanda titik(.).Selanjutnya ditulis judul buku, tempat penerbit, dan
nama penerbit seperti aturan diatas.
Contoh:
1. Luxemberg.
Jan Van, Miek Bal, dan Willem G. Weststeijn. 1984. Pengantar Dasar Ilmu Sastra. Terjemah Dick Hartoko. Jakarta:
Gramedia.
d. Sumber
jurnal atau majalah
Jurnal adalah majalah ilmiah yang ditujukan
untuk sekelompok orang yang mempunyai minat dan kepentingan dalam bidang
tertentu. Jurnal biasanya diterbitkan setiap triwulan, kuartal, semester, atau
tahun. Isinya bias lebih up to date
dibandingkan dengan isi buku karena artikelnya ditulis berdasarkan hasil temuan
dari penelitian. Jurnal sering dipakai sebagai sumber acuan karya ilmiah. Untuk
rujukan yang bersumber dari jurnal, penulisannya adalah nama penulis, tahun
terbit, judul artikel yang ditulis denagn huruf besaruntuk setiap awal katanya
dengan diapit tanda petik (“) di awal dan akhir judul, nama jurnal yang dicetak
miring, nomor terbitan, bulan atau musim, dan halaman.
Contoh
:
1. Arifin,
Lukman. 2012. “Janji Politikus dan Janji
Pengusaha”. Gatra IXXX
2. Arivia,
Gadis. 2002. “Ada Apa dengan Jurnalis
Perempuan.” Jurnal Perempuan, No.23.
e. Sumber
tesis, disertasi, atau skripsi
Penulisan sumber rujukan dari tesis,
disertasi, atau skripsi adalah Nama belakang penulis diikuti dengan huruf besar
nama-nama sebelumnya, tahun terbit dengan jarak satu spasi dari nama penulis
dan diletakkan dalam tanda kurung, serta judul sumber rujukan yang dicatak
miring (italic) satu spasi setelah
tahun terbit. Tempat terbit (perguruan tinggi) dicantumkan satu spasi setelah judul
rujukan dan diikuti nama perguruan tinggi serta jenjang pendidikan dengan jarak
satu spasi dari tahun terbit.
Contoh
:
1. Sugiyanti.
2011. Realisasi Kesantunan Berbahasa
antara Kepala Sekolah dengan Guru
dan Staf SMA Muhammadiyah 4 Andong. Tesis. Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Karsinem.
2008. Penerapan Pendekatan Kontekstual
dalam Pembelajaran Menulis Surat Resmi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 65 Pekanbaru. Tesis. Padang: Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang.
f. Sumber
makalah seminar atau konferensi
Penulisan
sumber rujukan dari makalah seminar atau konferensi adalah nama belakang
penulis diikuti dengan huruf besar nama-nama sebelumnya, tahun terbit dengan
jarak satu spasi dari nama penulis dan diletakkan dalam tanda kurung, judul
sumber rujukan yang dicetak miring (italic)
satu spasi setelah tahun terbit. Tempat (kota) pelaksanaan dicantumkan satu
spasi setelah judul rujukan dan diikuti nama kegiatan seminar atau konferensi
serta tanggal, bulan, dan tahun pelaksanaan.
Contoh
:
Ahmad. 2015. Konsep Fisika untuk Lingkungan Hidup. Makalah dipresentasikan pada Pekan Ilmuwan Nasional
Indonesia, Januari 10-11, Jakarta.
g. Sumber
dari surat kabar
Penulisan
rujukan dari surat kabar adalah Nama penulis, huruf pertama nama-nama sebelumnya,
tahun terbit, judul artikel yang ditulis dengan hururf besar untuk setiap awal
katanya (inisial) dengan diapit tanda petik di awal dan di akhir judul artikel,
kemudian nama surat kabar yang dicetak miring, dan tanggal, bulan, serta tahun
terbit.
Contoh:
Alwasilah,
A.C. 2005. “Ada Apa dengan Ilmu Bahasa”.
Pikiran Rakyat. 12 Maret.
h. Sumber
rujukan tanpa nama penulis
Sumber
rujukan seperti kamus, ensiklopedi, buku pedoman, petunjuk, panduan, laporan, atau
manual dari lembaga, organisasi, atau perusahaan biasanya tidak mencantumkan
nama penulis. Untuk itu, posisi nama penulis dalam daftar rujukan diganti
dengan nama kamus, ensiklopedi, lembaga, organisasi, atau perusahaan. Tahun
terbit diletakkan dalam tanda kurung satu spasi setelah nama kamus,
ensiklopedi, atau organisasi. Tanda titik dibubuhkan setelah tahun terbit.
Judul artikel atau bahasan ditulis dengan huruf besar pada setiap inisialnya
diikuti tanda titik. Tempat atau kota terbit dan nama penerbit dicantumkan satu
spasi setelah judul artikel atau bahasan denagn tanda titik dua diantaranya.
Contoh :
Encyclopedia
Britannica. 2006. Australian Aboriginal Religion. Sydney: Encyclopedia Britannica, Inc.
i. Sumber
dengan nama editor
Editor
selain menulis satu atau dua bab dalam sebuah buku, juga sebagai editor atas
keseluruhan isi buku yang ditulis oleh beberapa penulis. Dalam sampul buku
selalu ada keterangan (para editor) untuk nama-nama editor. Penulisan nama
belakang editor diberi keterangan dengan singkatan editor (ed.) untuk editor
tunggal atau singkatan editors (eds.) untuk dua editor atau lebih. Keterangan
itu ditulis dalam tanda kurung termasuk tanda titik (.) pada akhir keterangan
tersebut.
Contoh:
Foxley,
A. (ed.) 1976. Income Distribution in
Latin America. Cambridge: CUP
j. Sumber
dengan keterangan edisi
Salah
satu kriteria buku yang baik biasanya ditunjukkan oleh jumlah edisi terbitan
buku tersebut. Keterangan edisi biasanya dicantumkan setelah buku tersebut
dicetak ulang bukan pertama kali terbit. Semakin banyak edisi, semakin banyak
dicetak, dan semakin banyak pembeli atau pembaca buku tersebut. Untuk itu,
dalam menulis rujukan, nomor edisi perlu dicantumkan dengan Ed. Ke-1.; Ed.
Ke-2.; Ed. Ke-3; dan seterusnya dalam bahasa Indonesia atau dengan 1st
ed, 2nd ed., 3rd ed., dan selanjutnya dalam bahasa inggris.
Contoh :
Brown,
H.D. 2008. Prinsip Pembelajaran dan
Pengajaran Bahasa. Ed. Ke-5. Jakarta: Kedutaan
Amerika Serikat di Jakarta.
k. Sumber
dari internet
Penulisan
daftar rujuakn dari internet biasanya sama dengan cara penulisan sumber-sumber
rujukan yang lain selama informasi sumber dari internet mempunyai sumber
informasi yang sama seperti buku-buku elektronik (e-books) dan jurnal-jurnal
elektronik. Namun demikuan, banyak sumber rujukan dari internet yang tidak
menggunakan atau mencantumkan nama penulis, tahun terbit, tempat, dan nama
penerbit. Oleh karena itu, penulisan daftar rujukannya sedikit berbeda dengan
sumber nonelektronik. Sekali lagi ditekankan bahwa informasi sumber dicantumkan
secara lengkap, praktis, jelas, dan efisien.
Contoh :
l. Sumber
dengan nama penulis dan tahun terbit
Untuk
nama penulis, tahun terbit, tempat terbit, dan nama penerbit tercantum dalam
sumber rujukan, penulisannya sama dengan sumber dari buku. Nama belakang
penulis diikuti tanda koma (,) kemudian diikuti inisial nama-nama sebelumnya
bila ada. Tahun terbit diletakkan dengan jarak satu spasi setelah nama penulis.
Judul artikel dicantumkan satu spasi setelah tahun terbit dan setiap inisial
(huruf awal) kata judul artikel ditulis dengan huruf besar untuk inisialnya
saja dan diikuti oleh tanda titik. Tempat dan nama penerbit diletakkan satu
spasi debelakang judul artikel dengan tanda titik dua (:) di antara tempat dan
nama penerbit. Bila tidak ada nama tempat dan penerbit sumber rujukan,
informasi sumber rujukan yang perlu dicantumkan adalah tanggal sumber rujukan
itu dibuka atau diakses dan alamat website
tersebut.
Contoh:
Liu,
H. Dan Kistya (2011). SBY Gagal Bersihkan Demokrat dari Korupsi. Jakarta: Kompas.com
m. Sumber tanpa nama penulis
Bila
nama penulis tidak tercantum dalam sumber informasi, sebagai penggantinya
dicantumkan topic/subjek/judul Website yang diikuti tahun terbit dalam tanda
kurung dan tanda titik dibelakangnya. Judul artikel ditulis setelah tahun
terbit dengan jarak satu spasi. Setiap awal kata ditulis dengan huruf besar dan
diikuti tanda titik (.). berikutnya ditulis tanggal, bulan, dan tahun sumber
tersebut diakses atau dibuka, selanjutnya dicantumkan alamat Website sumber
tersebut. Dalam bahasa Indonesia ditulis dengan ‘Diakses tanggal… dari…’ dan
dalam bahasa inggris menggunakan ‘Retrieved … from …’
Contoh:
UPI
(2010) Pedoman Akademik. Bandung: UPI
n. Sumber
tanpa tahun terbit
Bila
tahun terbit tidak tercantum, informasi tahun terbit diganti dengan singkatan
dari tanpa tahun (t.t). Nama belakang penulis diikuti tanda koma dan diikuti
inisial nama-nama sebelumnya bila ada, lalu ditulis (t.t) dalam tanda kurung
dengan jarak satu spasi dari nama penulis. Judul artikel ditulis setelah tahun
terbit dengan jarak satu spasi. Setiap awal kata judul artikel ditulis dengan
huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik (.). berikutnya ditulis tanggal,
bulan, dan tahun sumber itu diakses atau dibuka, selanjutnya dicantumkan alamat
Website sumber tersebut.
Contoh :
Donnely,
R. and Fitzmaurice, M. (t.t.). Resource Pack on Supervising Postgraduate Student. Dublin: Dublin
institute of Technology.
o. Sumber
email
Penulisan
nama belakang penulis atau pengirim diikuti tanda koma dan diikuti inisial
nama-nama sebelumnya bila ada, lalu ditulis tahun pengiriman atau terbit dalam
tanda kurung dengan jarak satu spasi dari nama penulis. Judul email ditulis
setelah tahun terbit dengan jarak satu spasi. Setiap awal kata judul artikel
ditulis dengan huruf besar dan diakhiri tanda titik (.). berikutnya ditulis
tanggal, bulan, dan tahun sumber itu diakses atau dibuka, selanjutnya
dicantumkan alamat Website sumber
tersebut. Alamat wwebsite bila didahului dengan nama lengkap, alamat emailnya
dicantumkan dalam tanda kurung lancip (< dan >).
Contoh :
Hardani, w. (2008) Bab 14. Diakses
tanggal 20 Juni 2008 dari Hillary Hardani <hilarieux@yahoo.com>
p. Susunan
daftar rujukan
Daftar
pustaka atau bibliografi disusun secara alfabetis dari nama belakang penulis,
nama lembaga, dan/atau organisasi. Bila seorang penulis mempunyai lebih dari
satu buku atau artikel yang dijadikan referensi, buku yang terbit dahulu yang
pertama ditulis. Bila lebih dari dua buku ditulis pada tahun yang sama oleh
seorang penulis, penulisannya ditandai dengan huruf a,b,c, dan seterusnya di
belakang tahun terbit. Daftar rujukan tidak pernah diberi nomor baik dengan
angka maupun huruf.
q. Sumber lebih dari tiga pengarang
Nama belakang penulis pertama diikuti tanda koma dan
inisial nama-nama sebelumnya (jika ada) masing-masing diikuti tanda titik(.). Kemudian,
ditulis kawan-kawan dengan singkatannya (dkk). Dan diberi tanda titik
dibelakangnya. Untuk sumber dengan bahasa inggris, keterangan ‘dkk.’ Diganti dengan ‘et al’ yang artinya sama dengan dan kawan-kawan. Untuk itu tidak
diperlukan tanda koma(,) sebelumnya dan tanda titik (.) sesudahnya. Selanjutnya
ditulis judul buku, tempat penerbit, dan nama penerbit seperti aturan
sebelumnya.
1. Leo,
S. dkk. 2007. English for Academic Purposes: Essay Writing. Yogyakarta: Andi
Offset.
2. Atmazaki.
at.al. 1998. Obsesi Pengarang-Pengarang
Periode Balai Pustaka. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
2.3
Catatan Kaki
Menurut (Widjono H.S, 2012) catatan kaki adalah
keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman yang
bersangkutan (Gorys Keraf, 1994:1993). Catatan kaki dapat berupa rujukan bahan
penulisan yang dijadikan sumber dan dapat pula berupa keterangan tambahan.
2.3.1
Fungsi Catatan Kaki
A. Catatan
kaki yang berupa referensi
1)
Fungsi Akademis
a. Memberikan
dukungan argumentasi atau pembuktian.
b. Rujukan
kutipan naskah.
c. Memperluas
makna informasi bahasan dalam naskah.
d. Penunjukan
adanya bagian lain dalam naskah yang dapat ditelusuri kebenaran faktanya.
e. Menunjukkan
objektivitas kualitas karangan.
f. Memudahkan
penilaian sumber data.
g. Memudahkan
pembedaan data pustaka dan keterangan tambahan.
h. Mencegah
pengulangan penulisan data pustaka.
i.
Memudahkan
peninjauan kembali penggunaan referensi.
j.
Memudahkan
penyuntingan data pustaka.
k. Menunjukkan
kualitas kecerdasan akademis penulisannya.
2)
Fungsi etika
a. Pengakuan
dan penghargaan kepada penulis sumber informasi.
b. Menunjukkan
kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
c. Menunjukkan
kecermatan yang lebih akurat.
d. Menujukkan
etika dan kejujuran intelektual, bukan plagiat.
e. Menunjukkan
kesantunan akademis pribadi penulisannya.
3)
Fungsi estetika
a. Mempertinggi
nilai keindahan perwajahan (halaman).
b. Membentuk
variasi format penulisan.
c. Memberikan
kesan dinamis sehngga lebih menarik.
d. Menyenangkan
pembacanya.
2.3.2
Penulisan Catatan Kaki
1) Catatan
kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama.
2) Antarcatatan
kaki dipisahkan dengan satu spasi.
3) Catatan
kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
4) Catatan
kaki diketik sejajar dengan margin.
5) Catatan
kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari nomor satu
untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab.
Pada setiap awal bab berikutnya catatan kaki dimulai dari nomor satu. Laporan
atau karangan tanpa bab, misalnya esai, catatan kaki ditulis pada akhir
karangan.
6) Nomor
urut angka arab dan tidak diberi tanda apa pun.
7) Nomor
urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya.
Catatan kaki yang merupakan rujukan
atau data pustaka ditulis berdasarkan cara berikut ini.
1)
Nama pengarang
tanpa dibalik urutan atau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku
diikuti tanda koma (,).
2)
Gelar akademis
nama pengarang tidak dicantumkan pada catatan kaki.
3)
Judul karangan,
buku yang diterbitkan dengan ISBN, dicetak miring, diikuti koma.
4)
Nama penerbit
dan angka tahun diapit tanda kurung diikuti tanda koma.
5)
Nomor halaman
dapat disingkat hlm atau h. angka nomor halaman diakhiri tanda
titik (.). penggunaan singkatan hlm atau h dilakukan secara konsisten, pilih
salah satu.
Contoh:
1Wlliam
N. Dunn, “Kebijaksanaan Pembangunan
Nasional: Sebuah Sumbang Saran”
2.3.3
Ibid., op.cit. dan loc.cit
Ibid.,
op.cit. dan loc.cit
merupakan singkatan yang digunakan untuk memendekkan penulisan informasi
pustaka dalam catatan kaki. Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang
sudah lazim.
1) Ibid.
Ibid
merupakan singkatan dari ibidum berarti di tempat yang dengan di atasnya. Ibid
ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya dan diketik atau ditulis
dengan huruf kapital pada awal kata, di cetak miring, dan diakhiri titik.
Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan
penulisan: Ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh:
1Peg
C. Neuhauser, Legenda Manfaatnya bagi Perusahaan,
terj. Teguh Rahardja, (Jakarta:
pstaka Binaman Presindo, 1994), h. 13-34.
2Ibid.
3Ibid,
h.53-62
2) Op.Cit.(Opere
Citato)
1. Opc.cit
singkatan kata opera citato berarti
dalam karya yang telah disebut
2. Merujuk
buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain.
3. Ditulis
dengan huruf kapital pada awal suku kata, diccetak miring, setiap suku diikuti
titik.
4. Urutan
penulisan: nama pengarang, nama panggilan nama family, op.cit. nama buku, halaman.
Contoh:
1Satjipto
Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan
(Bandung: Alumni, 1976), h.
111.
2Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Jakarta:
Gramedia, 2001), 161.
3Raharjo, op.cit., 125.
4Goleman, op.cit.
3) Loc.Cit (loco
Citato)
1. Loc.cit
singkatan Loco Citato, berarti di tempat yang telah disebutkan
2. Merujuk
sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai, jurnal,
ensiklopedi, atau majalah; dan telah dikelilingi sumber lain.
3. Kutipan
bersumber pada halaman yang sama kata loc.cit
tidak diikuti nomor halaman.
4. Jika
halaman berbeda kata loc.cit diikuti
nomor halaman.
5. Menyebutkan
nama keluarga pengarang.
Contoh:
1Sarwiji Suwandi,
“Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi,” Kongres Bahasa
Indonesia VII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h. 1-15.
2Abraham H.
Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2
terj. Nurum Imm, (Jakarta: Pustaka
Binaman Presindo, 1994), h. 1-40
3Suwandi, loc.cit.
4Adnan Buyung
Nasution, “Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertahanan dan Pemukiman di Kota Besar,” dalam Eko
Budihardjo, Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni,
1992)
5Suwandi, loc.cit.
6Nasution, loc.cit.
2.3.4.
Singkatan-singkatan
Singkatan yang lazim digunakan
dalam penulisan catatan kaki:
a.b. : alih
bahasa.
[Sic!] : seperti pad aslinya, digunakan untuk menunjukkan bahwa kesalahan
terdapat pada naskah aslinya.
Cf.
Atau
conf. : confer,
bandingkan
Chap. : chapter, bab.
Dkk. : dan kawan-kawan
Ed.,
ed : editor (penyunting), edisi
Et
seq atau
et seqq : et
sequens atau et sequentes dan
halaman berikutnya
Et.al. : et alii,dan lain-lain, untuk
menggantikan pengarang yang tidak disebut.
Hlm.,
hlm., atau h : halaman
Idid.,
atau Ibid. : ibidium,
sama dengan di atasnya
Infra : di bawah, lihat pada artikel atau
karangan yang sama di bawah.
Loc.Cit.
atau loc.cit: loco citato, pada tempat yang telah dikutip. Berfungsi
untuk menunjukkan kembali sumber dari jurnal,
makalah, atau kumpulan
essay yang sama yang telah dikutip.
Op.Cit.,
atau op.cit.: Opere Citato, pada karya yang telah dikutip, berfungsi
untuk menunjukkan kembali sumber dari buku yang
sama yang telah dikutip.
Passim : tersebar
di sana-sini, bahan yang dipergunakan berada dalam berbagai
sumber.
Ser.
: seri
Supra
: di atas, sudah disebutkan lebih dulu pada teks yang sama.
Terj. : terjemahan.
Vol. : volume atau jilid.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
kutipan adalah Salinan
kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang
terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik yang
melalui media cetak maupun media elektronik.Bibliografi atau daftar rujukan
adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan
atau sebagian dari karangan yang telah digarap.
catatan kaki adalah
keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman yang
bersangkutan
2. tata
cara penulisan kutipan itu ada 3, yaitu kutipan langsung, kutipan tidak
langsung dan kutipan dengan catatan kaki.
3. Penulisan
daftar pustaka atau bibliografi pada umumnya mencantumkan nama penulis atau
nama editor, tahun terbit, judul buku, jurnal, artikel, tempat atau kota
penerbit, nama penerbit, volume, dan tanggal terbit jurnal. Hal yang berbeda
terutama pada penempatan informasi, misalnya tahun terbit ada yang mencantumkan
pada awal, da nada juga yang menulis pada akhir referensi. Hal yang penting
adalah konsistensi dalam mengikuti salah satu gaya penulisan supaya tidak
membingungkan pembaca.
4. Nama
pengarang tanpa dibalik urutan atau sama dengan nama pengarang yang tertulis
pada buku diikuti tanda koma (,).
Gelar akademis nama pengarang tidak
dicantumkan pada catatan kaki.
Judul karangan, buku yang
diterbitkan dengan ISBN, dicetak miring, diikuti koma.
Nama penerbit dan angka tahun
diapit tanda kurung diikuti tanda koma.
Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. angka nomor halaman diakhiri tanda titik (.). penggunaan
singkatan hlm atau h dilakukan secara konsisten, pilih
salah satu.
3.2 Saran
Pada bangku kuliah ini
kita akan banyak ditugaskan untuk membuat makalah, untuk itu kutipan, bibliografi
dan catatan kaki sangat dibutuhkan dalam penulisan makalah untuk memperkuat
pendapat dalam penulisan makalah dan karya tulis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hs., Widjono 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana Indonesia
Sumarta., Karsinem (2014). Bahasa Indonesia Umum.
Pekanbaru : Universitas Islam Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar