Minggu, 22 April 2018

KUTIPAN, DAFTAR RUJUKAN/BIBLIOGRAFI, DAN CATATAN KAKI



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

                Sebenarnya kutipan, rujukan/data pustaka mungkin sudah pernah kita temukan dan pelajari ketika mulai belajar pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama dan menengah atas, mungkin pada saat itu kita tidak mengetahui betapa pentingnya kutipan dan rujukan dalam sebuah karya tulis, ketika sudah ditugaskan untuk menulis sebuah karya ilmiah atau makalah kita mungkin saja kesulitan. Maka dari itu kami sadar dan kembali mengingatkan akan pentingnya keberadaan kutipan dan rujukan dalam sebuah karya ilmiah yang digunakan sebagai bukti atau penguat agrumentasi dalam sebuah penulisan karya ilmiah.
            Berbeda dengan catatan kaki, mungkin kita baru saja menemukan pada tingkat perguruan tinggi. Sebenarnya kutipan, rujukan, dan catatan kaki saling berkaitan dan sangat dibutuhkan dalam penulisan sebuah makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Dalam penyusunan suatu karya ilmiah, unsur yang tidak terlepas yaitu sumber/bahan karya ilmiah itu didapat. Berbagai banyak sumber dalam menyusun karya ilmiah, selalu ada unsur dalam karangan tersebut salah satunya, kutipan pendapat para ahli, dan sumber yang didapat harus dicantumkan secara lengkap dengan menggunakan daftar pustaka dan catatan kaki agar tidak terjadi unsur plagiat di dalam karangan ilmiah tersebut.
            Ada cara dan susunan dalam membuat kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki yang harus diketahui secara cermat agar tidak terjadi kesalahan ketika dalam membuat sebuah karangan ilmiah. Namun, unsur-unsur penting yang terdapat dalam kutipan, data pustaka, dan catatan kaki ini terkadang disepelekan oleh sebagian orang dalam penulisan/ penyusunan sebuah karangan ilmiah sehingga menjadikan makalah yang disusun/ditulis menjadi salah dan tidak dapat diterima karena kurangnya bukti-bukti yang kuat. Dimana pada kali ini kami diberi kesempatan untuk menjelaskan bagaimana tatacara penulisan kutipan, data pustaka, dan catatan kaki yang baik agar tidak terjadi lagi kesalahan pada penulisan/penyusunan dalam karangan ilmiah atau makalah sederhana sekalipun. Dimana pembahasan ini sangatlah penting untuk menunjang mata kuliah Bahasa Indonesia.

 


1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1.         Apa pengertian dari kutipan, daftar rujukan, dan catatan kaki?
2.         Bagaimana cara penulisan kutipan?
3.         Bagaimana cara penulisan data rujukan?
4.         Bagamana cara penulisan catatan kaki?

1.3 Tujuan

Makalah  ini selain sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami juga berharap makalah ini bertujuan untuk:
1.      Untuk mengetahui pengertian kutipan, daftar rujukan, dan catatan kaki yang disertai dengan pengertian dari para ahli, jenis, susunan, dan contoh-contoh.
2.      Mengetahui susunan/cara penulisan  kutipan.
3.       Mengetahui penulisan daftar rujukan.
4.       Mengetahui penulisan catatan kaki.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 






BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kutipan

 Menurut pendapat Widjono (2012:92), kutipan adalah “Salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik yang melalui media cetak maupun media elektronik”. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Macken-Honaric (2005:52), “kutipan adalah pinjaman gagasan dalam bentuk ungkapan, kalimat, atau paragraf dari sumber tertentu dan dimasukkan dalam teks karya tulis”. Dan sejalan juga dengan pendapat Keraf (2004:202) “kutipan adalah salinan kalimat atau pendapat seorang pengarang yang terkenal baik terdapat dalam buku-buku ataupun majalah”. Jadi dirangkum dari pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan kutipan adalah pinjaman kata, frasa, kalimat ataupun paragraf menurut pendapat orang lain melalui buku-buku, jurnal, dan lain sebagainya baik yang melalui media cetak maupun media elektronik untuk memperkuat pendapat sendiri dalam teks karya tulis.
Dalam melakukan kutipan, yang perlu di perhatikan ialah menuliskan nama pengarang, tahun, dan nomor halaman. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Hikmat (2011:157), bahwa “ketika mengutip pendapat orang lain, memiliki kewajiban untuk menuliskan sumbernya, termasuk identitas lainnya, misalnya tahun penerbitan dan halaman”.
2.1.1. Kutipan Langsung
Menurut pendapat Widjono (2012:92), kutipan langsung adalah “salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa perubahan”. Menurut pendapat Karsinem (2014:122) “kutipan langsung menuslikan secara utuh kata dan kalimat dari teks yang dijadikan kutipan”.pendapat ini juga sama maksudnya dengan Keraf (2004:203), “pinjaman kalimat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli”. Jadi kutipan langsung ini berguna untuk menguatkan pendapat pribadi dalam penulisan karya ilmiah dengan menuliskan kata demi kata dan kalimat demi kalimat secara utuh tanpa adanya perubahan atau penambahan kata dari penulis. Prinsip yang harus diperhatikan ketika mengutip ialah:
1.      Tidak boleh mengadakan perubahan pada pada teks asli yang dikutip
2.      Menggunakan tiga titik berspasi, jika sebagian dari kutipan yang dihilangkan.
Contoh, “semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995:278)
3.      Mencamtumkan sumber kutipan.
     Ada dua cara melakukan kutipan langsung, yaitu kutipan langsung yang kurang dari lima baris dan kutipan langsung lebih dari lima baris.
a)      Kutipan langsung yang kurang dari lima baris (kurang dari 40 kata)
                        Kutipan langsung kurang dari lima baris diapit tanda kutip/petik (“...”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman di dalam kurung atau boleh saja nama penulis, tahun dan nomor halaman di awal kemudian diikuti dengan penulisan pendapat dari para ahli yang diapit tanda petik.
       Contoh kutipan kurang dari lima baris (kurang dari 40 kata):
       Contoh 1
       “kutipan adalah salinan kalimat atau pendapat seorang pengarang yang terkenal baik          terdapat dalam buku-buku ataupun majalah” (Keraf, 2004:202).
       Contoh 2
       Keraf, (2004:202), “kutipan adalah salinan kalimat atau pendapat seorang pengarang         yang terkenal baik terdapat dalam buku-buku ataupun majalah”.

b)      Kutipan langsung yang lebih dari lima baris (lebih dari 40 kata)
                        Kutipan langsung lima baris keatas dapat ditulis dengan menggunakan dua cara, yaitu:
1.         Kutipan langsung lima baris ke atas dengan menggunakan catatan kaki.
                        Kutipan langsung lima baris ke atas (lebih dari 40 kata) ditulis terpisah dari teks, spasi rapat (satu spasi), margin kiri masuk ke dalam teks lima spasi, dari margin kanan tiga spasi, dan pada akhir kutipan diberi nomor catatan kaki.
Contoh kutipan langsung lima baris ke atas:
Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa :
Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan  aturan yang tetap. Baku  atau standart tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasa dan perumus dengan taat asas harus menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan  pengrajin atau pengrusak.²
Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksanakan secara  konsisten sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif.
²Moeliono, Anton M. (ed), Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 13
2.         Kutipan lima baris ke atas tidak menggunakan catatan kaki.
                        Tata cara penulisan kutipan ini hampir sama dengan kutipan dengan catatan kaki yang membedakannya yaitu pada kutipan ini tidak menggunakan nomor untuk catatan kaki. Namun tetap harus menulis nama pendapat ahli dan juga menuliskan tahun dan nomor halaman pada buku yang dikutip
Contoh:
Sumardi (1996:187) menarik kesimpulan sebagai berikut,
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah tentunya bukan hanya murid lulus dalam ujian. Mereka dibimbing dalam keterampilan berbahasa agar mampu memahami berbagai karangan yang bisa menambah pengetahuan dan memperdalam pengalaman, agar tidak mengelirukan akte notaris sebagai puisi, agar mampu berkomunikasi dengan baik dan benar.

c)      Kutipan langsung yang disertai catatan kaki (footnote)
                        Skripsi, thesis, disertasi, dan makalah ilmiah yang lebih dari 10 halaman sebaiknya menggunakan catatan kaki (footnote). Kutipan pada catatan kaki dapat dicantumkan secara pendek maupun panjang dengan cara selalu diberi jarak, apit oleh tanda kutip, dikutip sebagaimana teks aslinya, dan pada akhir kutipan diberi nomor catatan kaki.
Contoh kutipan langsung disertai catatan kaki
Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa ”unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan  kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan  agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”¹

¹Dendy Sugono (penangg. Jwb), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2004), hlm. 23

2.1.2. Kutipan Tidak Langsung (menyandur)

Menurut pendapat Karsinem (2014:131), “kutipan tidak langsung atau dikemukan dengan bahasa penulis sendiri”. Tata cara penulisan kutipan tidak langsung menurut pendapat Karsinem (2014:131), “ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu di dalam teks, nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau ditulis dalam kurung bersama tahun penerbitannya”. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan.
Contoh, nama penulis disebut terpadu dalam teks:
Suparno (2005:27) belajar berarti membentuk makna, belajar bukan mengumpulkan fakta, melainkan merupakan suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru.
 Menurut pendapat Widjono (2012:93) kutipan tak langsung adalah“mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri” Penulisan diintegrasikan ke dalam teks, tidak diapit tanda petik, spasi sama dengan teks, dan tidak mengubah isi atau ide penulis asli. Penulisan di sertai data pustaka sumber yang di kutip, dapat berupa catatan kaki atau data pustaka dalam teks.
Cara menyandur ada dua macam, masing-masing berbeda cara, tujuan, dan manfaatnya.
a.    Cara pertama meringkas. Yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli, dan memperkuat pembuktian. Berikut adalah proses meringkas karangan berdasarkan urutan:
1)   Bertolak dari karangan asli, dengan membaca secara cermat keseluruhan naskah asli dari tema sampai dengan kesimpulan, dan merangkum pikiran-pikiran utama.
2)   Mereproduksi karya asli dalam bentuk ringkas dengan menyajikan pikiran-pikiran utama seluruh karangan dalam dalam hubungan logis; memotong, memangkas, atau menghilangkan unsur-unsur berikut:
a)    latar belakang
b)   keindahan gaya bahasa
c)    ilustrasi
d)   penjelasan, rincian, dan detail
e)    kutipan
f)    sumber kutipan
g)   data pustaka
h)   deskripsi data

3)   Menyusun ringkasan dengan mempertahankan keaslian naskah:
a)    contoh-contoh Pikiran pengarang
b)   Pendekatan naskah
c)    Urutan pikiran
d)   Istilah-istilah
e)    Data yang sudah diolah (hasil analisi)
f)    Kesimpulan
g)   Sudut pandang pengarang asli
Contoh ringkasan:
                             Direktur strategi bisnis melaporkan kinerjanya dengan tema upaya memecahkan masalah perusahaan PT Exelco, yang cenderung merugi. PT Exelco pembuat perlengkapan kamar mandi modern dihadapkan pada pilihan meminjam uang di bank untuk pembenahan sistem produksi dan manajemen atau menjual perusahaan dengan harga yang relatif rendah. Kajain analisis, pilihan pertama menjual perusaan yang berarti kerugian, mengingat produk perusahaan itu pada tahun 1990-2004 berkualifikasi standar internasional (ISO 9001) dan pelanggan sudah mencapai 20 persen di Asia, 5 persen di Eropa, dan 2 persen di Amerika. Masalahnya produk terbatas karena ketinggalan teknologi dan mekanisme manajemen yang tidak efisien. Pilihan kedua meminjam modal di bank sebesar lima miliar rupiah dengan perincian untuk pembenahan teknologi produksi sebesar empat miliar rupiah dengan perician untuk  pembenahan teknologi produksi sebesar empat miliar rupiah dan sisanya untuk membenahan manajemen dan rekuitmen tenaga ahli potensial. Cara ini lebih menguntungkan. Kesimpulan: mengunakan pilihan kedua.3

     3Direktur Strategi Bisnis, Laporan Pertanggungjwaban Strategi Bisnis, (Jakarta: PT Wringin, 2002), h. 1-20

b.    Cara kedua ikhtisar, menurut pendapat widjono (2012:95) cara ikhtisar “yaitu menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolak dari naskah, tetapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait dengan masalah yang hendak di pecahkan”. Ikhtisar memerlukan ilustrasi untuk menjelaskan inti persoalan.


Contoh ikhtisar:
Setelah melakukan kajian yang mendalam laporan Direktur Strategi Bisnis PT Exelco, Direktur Utama berserta para pemegang saham memutuskan kebijakan bisnis yang lebih menguntungkan yaitu memeinjam modal di bank untuk pembenahan teknologi produksi dan sistem manajemen. 4

4Direktur Strategi Bisnis, Ibid, hlm. 15.

2.1.3.   Kutipan (Referensi) dengan Data Pustaka (endnote)

        Artikel dan makalah pendek yang tidak menggunakan catatan kaki (footnote) dapat mengguakan data pustaka dalam teks (endnote). Berikut menurut pendapat Widjono pemikiran yang mendasari penulisan demikian, antara lain sebagai berikut:
1.    Kelaziman endnote dalam penulisan artikel jurnal ilmiah.
2.    Artikel lazim dimuat dalam surat kabar dan majalah populer.
3.    Ruang untuk menuliskan catatan kaki dan bibliografi terbatas.
4.    Penulisan cenderung menggunakan ragam bahasa populer.
5.    Pembaca artikel bermacam-macam latar belakang ilmu pengetahuan.
6.    Pertimbangan akademis bukan unsur utama karena yang dipentingkan fungsi informasi.
7.    Surat kabar dan majalah mengutamakan efektivitas dan efisisensi, setiap baris/ kolom diperhitungkan secara komersial.
8.    Pemuatan catatan kaki (footnote) dan biblografi dinilai memboroskan ruang, yang dapat memperkecil nilai komersial
9.    Penulisan artikel yang pendek tidak menuntut catatan kaki dan bibliografi.
Data pustaka dalam teks digunakan dalam menulis karangan pendek, misalnya artikel surat kabar. Data pustaka dapat ditempatkan pada awalan kutipan (saduran) dan dapat pula pada akhir kutipan (saduran). Data pustaka yang dituliskan: pencipta ide, penulis buku, nama buku, tahun, dan halaman.
Contoh penulisan data pustaka dalam teks:
1.    Data pustaka pada awal kutipan
Hatch dan Gardner (dalam Daniel Goleman, Inteligence Emotional, 2002: 166) mengidentifikasi kecerdasan antarpribadi berdasarkan keterampilan esensial dalam (1) mengorganisasi kelompok, (2) mencegah konflik dalam merundingkan pemahaman, (3) empati dalam menjalin, mengenali, dan merespon hubungan pribadi, (4) mengungkapkan perasaan dan keprihatinan secara tepat, (5) melakukan analisis sosial dalam mendeteksi perasaan orang lain menuju bentuk terbaik sehingga diperoleh suatu ketajaman antarpribadi, dan (6) memanfaatkan unsur pembentuk daya tarik, keberhasilan sosial, dan karisma.
2.      Data pustaka pada akhir kutipan
Kecerdasan antarpribadi adalah kemampuan untuk memahami orang lain apa yang memotifasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu-membahu dengan mereka. Sedangkan kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri sendiri serta kemampuan menggunakan model untuk menempuh kehidupan yang efektif (Howard Gardner, Multiple Inteligence, dalam Daniel Goleman, Inteligence Emotional, 2002:52).

2.2 Bibliografi / Daftar Rujukan

Keraf (2004:242) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan bibliografi atau daftar rujukan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang telah digarap.
Daftar rujukan berisi informasi tentang sumber informasi yang berisi apa yang dikutip, diacu, dan sumber-sumber informasi lainnya yang isinya relevan dengan topik karangan ilmiahnya.
Semua sumber yang ada dalam kutipan harus dituliskan pada daftar rujukan. Menurut Brotowidjoyo (2002:126) bahwa yang diutamakan dalam membuat daftar rujukan (baik karangan yang dikutip, acuan maupun bibliografi) adalah: bahwa semua pustaka dalam tubuh karangan harus ada dalam daftar rujukan. Untuk buku-buku ilmiah, skripsi, tesis, atau desertasi, maka pustaka yag ada dalam daftar rujukan tidak perlu ada dalam tubuh karangan tetapi semua pustaka yang ada dalam tubuh karangan harus ada dalam daftar rujukan.
Daftar rujukan atau bibliografi memiliki aturan dan kaidah dalam penulisan serta penyusunannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam daftar rujukan adalah: (1) semua sumber rujukan yang ada dalam kutipan harus dituliskan pada daftar rujukan; (2) cara penyusunan daftar rujukan; dan (3) aturan atau sistematika penulisan daftar rujukan.
Menurut Chaer (2011:194) menjelaskan bahwa penyusunan daftar rujukan harus disusun secara alfabetis nama pengarang, judul atau nama buku, artikel atau karangan, yang digunakan atau disebutkan pada karangan ilmiah itu. Hal tersebut memudahkan pembaca untuk melihat sumber yang digunakan oleh penulis dan mudah untuk langsung menemukan sumber-sumber yang digunakan oleh penulis. Jika pada sumber yang tidak ada nama pengarangnya, maka yang dituliskan adalah nama lembaga atau nama artikel, nama Koran, dana nama jurnal.
Daftar rujukan atau referensi adalah daftar yang mencantumkan semua dokumen yang menjadi rujukan dalam tulisan karya ilmiah termasuk skripsi. Daftar rujukan dibedakan menjadi daftar pustaka dan bibliografi. Menurut Leo,S. dkk. (2007:111), daftar pustaka mencantumkan semua dokumen baik yang dikutip maupun tidak dikutip, sedangkan bibliografi hanya mencantumkan dokumen-dokumen yang dikutip secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, semua nama penulis yang ditulis dalam bibliografi pasti tercantum dalam badan tulisan karya ilmiah.
Penulisan daftar pustaka atau bibliografi pada umumnya mencantumkan secara berturut-turut meliputi:
1.        nama penulis atau nama editor dengan urutan : nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik.
2.        tahun penerbitan
3.        judul buku, jurnal, artikel, termasuk anak judul (subjudul)
4.        tempat atau kota penerbit, nama penerbit, volume, dan tanggal terbit jurnal. Hal yang berbeda terutama pada penempatan informasi, misalnya tahun terbit ada yang mencantumkan pada awal, dan ada juga yang menulis pada akhir referensi. Hal yang penting adalah konsistensi dalam mengikuti salah satu gaya penulisan supaya tidak membingungkan pembaca.

2.2.1 Penulisan Daftar Rujukan atau Bibliografi Menurut Gaya ACI

Gaya penulisan rujukan asosiasi cinta Indonesia (ACI) menekankan pada lengkapnya informasi, kejelasan, kperaktisan, dan efisensi penulisan. Susunan informasi sumber rujukan ditulis sebagai berikut.
1.    Nama belakang penulis diikuti tanda koma (,) dan diberi jarak satu spasi, kemudian ditulis huruf awal atau inisial nama pertama, kedua, dan seterusnya bila ada dengan huruf besar dan diikuti tanda titik(.).
2.    Tahun terbit dicantumkan setelah tanda titik (.) yang mengikuti inisial (terakhir) nama penulis dengan jarak satu spasi. Tahun terbit diikuti tanda titik (.).
3.    Judul buku diletakkan dengan jarak satu spasi dari tanda titik (.) tahun terbit. Judul buku ditulis dengan cetak miring (italic) dan diikuti oleh tanda titik (.). untuk artikel jurnal, judul artikel ditulis dengan huruf besar pada setiap awal kata (inisial) dan diikuti tanda titik yang diapit dengan tanda petik (“) diawal serta akhir judul artikel. Kemudian, tulis judul jurnal dengan cetak miring ( italic) dan diikuti tanda titik (.).
4.    Tempat penerbit ditulis dengan jarak satu spasi setelah judul buku, diikuti tanda titik dua (:). Tempat penerbit yang ditulis adalah nama kota penerbit, bukan nama Negara kecuali Negara yang wilayahnya kecil seperti singapura.
5.    Nama penerbit dicantumkan dengan jarak satu spasi setelah tanda titik dua (:) yang mengikuti tempat penerbit. Untuk artikel jurnal, tempat dan nama penerbit tidak perlu dicantumkan, tetapi yang dicantumkan adalah nomor terbitan, bulan atau musim, dan halaman.
6.    Baris kedua dalam penulisan perujukan dimasukkan kedalam (indentet) satu tab atau tujuh huruf dari margin kiri, tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.
7.    Daftar rujukan tidak pernah diberi nomor baik dengan angka maupun huruf. Namun, contoh penulisan rujukan berikut ini digunakan nomor a,b,c, dan seterusnya untuk membedakan contoh yang satu dengan yang lainnya.

2.2.2 Penulisan Bibliografi Berdasarkan Sumber :

a.    Sumber dengan penulis tunggal
    Nama belakang penulis selalu ditulis lengkap. Untuk nama sebelumnya (nama pertama, kedua, dan seterusnya) cukup ditulis huruf pertamanya saja (inisial) dengan huruf capital. Tahun terbit diurutkan dari sumber rujukan terdahulu.
Contoh:                                                                                             
1.      Leo, S. 2010. Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku. Jakarta: Erlangga
2.      Leo, S. 2008. Kiat Sukses Mengajar dan Mengelola Sekolah Minggu. Yogyakarta:         Andi Offset
3.      Alwasilah, Chaedar A. 1993. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa

b.    Sumber dengan dua penulis
     Nama belakang penulis pertama dan kedua dicantumkan lengkap dan untuk nama-nama tambahan ( nama pertama, kedua, dan seterusnya), hanya ditulis huruf awal / inisialnya dengan huruf besar.
Contoh
1.      Paltridge, B. & Stairfied, S. 2007. Thesis and Dissertation Writing in a Second Languange: A Handbook for supervisoras. London: Roultledge
2.      Bogdan, Robert. C dan Sari Knopp Biklen. 1982. Qualitative Research for        Education: An Intriduction to Theory and Methods. Boston: Ally and Bacon. Inc.
c.    Sumber dengan tiga penulis
Nama belakang penulis pertama diikuti tanda konma dan inisial nama-nama sebelumnya (bila ada) masing-masing diikuti tanda titik(.).Selanjutnya ditulis judul buku, tempat penerbit, dan nama penerbit seperti aturan diatas.
Contoh:
1.      Luxemberg. Jan Van, Miek Bal, dan Willem G. Weststeijn. 1984. Pengantar Dasar Ilmu Sastra. Terjemah Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.
d.   Sumber jurnal atau majalah
     Jurnal adalah majalah ilmiah yang ditujukan untuk sekelompok orang yang mempunyai minat dan kepentingan dalam bidang tertentu. Jurnal biasanya diterbitkan setiap triwulan, kuartal, semester, atau tahun. Isinya bias lebih up to date dibandingkan dengan isi buku karena artikelnya ditulis berdasarkan hasil temuan dari penelitian. Jurnal sering dipakai sebagai sumber acuan karya ilmiah. Untuk rujukan yang bersumber dari jurnal, penulisannya adalah nama penulis, tahun terbit, judul artikel yang ditulis denagn huruf besaruntuk setiap awal katanya dengan diapit tanda petik (“) di awal dan akhir judul, nama jurnal yang dicetak miring, nomor terbitan, bulan atau musim, dan halaman.
Contoh :
1.      Arifin, Lukman. 2012. “Janji Politikus dan Janji Pengusaha”. Gatra IXXX
2.      Arivia, Gadis. 2002. “Ada Apa dengan Jurnalis Perempuan.” Jurnal Perempuan,          No.23.

e.    Sumber tesis, disertasi, atau skripsi
     Penulisan sumber rujukan dari tesis, disertasi, atau skripsi adalah Nama belakang penulis diikuti dengan huruf besar nama-nama sebelumnya, tahun terbit dengan jarak satu spasi dari nama penulis dan diletakkan dalam tanda kurung, serta judul sumber rujukan yang dicatak miring (italic) satu spasi setelah tahun terbit. Tempat terbit (perguruan tinggi) dicantumkan satu spasi setelah judul rujukan dan diikuti nama perguruan tinggi serta jenjang pendidikan dengan jarak satu spasi dari tahun terbit.
Contoh :
1.      Sugiyanti. 2011. Realisasi Kesantunan Berbahasa antara Kepala Sekolah dengan          Guru dan Staf SMA Muhammadiyah 4 Andong. Tesis. Pascasarjana        Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2.      Karsinem. 2008. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis Surat Resmi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 65 Pekanbaru. Tesis. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

f.     Sumber makalah seminar atau konferensi
     Penulisan sumber rujukan dari makalah seminar atau konferensi adalah nama belakang penulis diikuti dengan huruf besar nama-nama sebelumnya, tahun terbit dengan jarak satu spasi dari nama penulis dan diletakkan dalam tanda kurung, judul sumber rujukan yang dicetak miring (italic) satu spasi setelah tahun terbit. Tempat (kota) pelaksanaan dicantumkan satu spasi setelah judul rujukan dan diikuti nama kegiatan seminar atau konferensi serta tanggal, bulan, dan tahun pelaksanaan.
Contoh :
     Ahmad. 2015. Konsep Fisika untuk Lingkungan Hidup. Makalah dipresentasikan pada                     Pekan Ilmuwan Nasional Indonesia, Januari 10-11, Jakarta.
g.    Sumber dari surat kabar
     Penulisan rujukan dari surat kabar adalah Nama penulis, huruf pertama nama-nama sebelumnya, tahun terbit, judul artikel yang ditulis dengan hururf besar untuk setiap awal katanya (inisial) dengan diapit tanda petik di awal dan di akhir judul artikel, kemudian nama surat kabar yang dicetak miring, dan tanggal, bulan, serta tahun terbit.
Contoh:
     Alwasilah, A.C. 2005. “Ada Apa dengan Ilmu Bahasa”. Pikiran Rakyat. 12 Maret.
h.    Sumber rujukan tanpa nama penulis
     Sumber rujukan seperti kamus, ensiklopedi, buku pedoman, petunjuk, panduan, laporan, atau manual dari lembaga, organisasi, atau perusahaan biasanya tidak mencantumkan nama penulis. Untuk itu, posisi nama penulis dalam daftar rujukan diganti dengan nama kamus, ensiklopedi, lembaga, organisasi, atau perusahaan. Tahun terbit diletakkan dalam tanda kurung satu spasi setelah nama kamus, ensiklopedi, atau organisasi. Tanda titik dibubuhkan setelah tahun terbit. Judul artikel atau bahasan ditulis dengan huruf besar pada setiap inisialnya diikuti tanda titik. Tempat atau kota terbit dan nama penerbit dicantumkan satu spasi setelah judul artikel atau bahasan denagn tanda titik dua diantaranya.
Contoh :
     Encyclopedia Britannica. 2006. Australian Aboriginal Religion. Sydney: Encyclopedia                    Britannica, Inc.

i.      Sumber dengan nama editor
     Editor selain menulis satu atau dua bab dalam sebuah buku, juga sebagai editor atas keseluruhan isi buku yang ditulis oleh beberapa penulis. Dalam sampul buku selalu ada keterangan (para editor) untuk nama-nama editor. Penulisan nama belakang editor diberi keterangan dengan singkatan editor (ed.) untuk editor tunggal atau singkatan editors (eds.) untuk dua editor atau lebih. Keterangan itu ditulis dalam tanda kurung termasuk tanda titik (.) pada akhir keterangan tersebut.
Contoh:
     Foxley, A. (ed.) 1976. Income Distribution in Latin America. Cambridge: CUP

j.      Sumber dengan keterangan edisi
     Salah satu kriteria buku yang baik biasanya ditunjukkan oleh jumlah edisi terbitan buku tersebut. Keterangan edisi biasanya dicantumkan setelah buku tersebut dicetak ulang bukan pertama kali terbit. Semakin banyak edisi, semakin banyak dicetak, dan semakin banyak pembeli atau pembaca buku tersebut. Untuk itu, dalam menulis rujukan, nomor edisi perlu dicantumkan dengan Ed. Ke-1.; Ed. Ke-2.; Ed. Ke-3; dan seterusnya dalam bahasa Indonesia atau dengan 1st ed, 2nd ed., 3rd ed., dan selanjutnya dalam bahasa inggris.


Contoh :
     Brown, H.D. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Ed. Ke-5. Jakarta:                     Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta.

k.    Sumber dari internet
     Penulisan daftar rujuakn dari internet biasanya sama dengan cara penulisan sumber-sumber rujukan yang lain selama informasi sumber dari internet mempunyai sumber informasi yang sama seperti buku-buku elektronik (e-books) dan jurnal-jurnal elektronik. Namun demikuan, banyak sumber rujukan dari internet yang tidak menggunakan atau mencantumkan nama penulis, tahun terbit, tempat, dan nama penerbit. Oleh karena itu, penulisan daftar rujukannya sedikit berbeda dengan sumber nonelektronik. Sekali lagi ditekankan bahwa informasi sumber dicantumkan secara lengkap, praktis, jelas, dan efisien.
Contoh :
     Scientific American. 2000. ”Educational Tech will be Hot.” http://www.civic.com.

l.      Sumber dengan nama penulis dan tahun terbit
     Untuk nama penulis, tahun terbit, tempat terbit, dan nama penerbit tercantum dalam sumber rujukan, penulisannya sama dengan sumber dari buku. Nama belakang penulis diikuti tanda koma (,) kemudian diikuti inisial nama-nama sebelumnya bila ada. Tahun terbit diletakkan dengan jarak satu spasi setelah nama penulis. Judul artikel dicantumkan satu spasi setelah tahun terbit dan setiap inisial (huruf awal) kata judul artikel ditulis dengan huruf besar untuk inisialnya saja dan diikuti oleh tanda titik. Tempat dan nama penerbit diletakkan satu spasi debelakang judul artikel dengan tanda titik dua (:) di antara tempat dan nama penerbit. Bila tidak ada nama tempat dan penerbit sumber rujukan, informasi sumber rujukan yang perlu dicantumkan adalah tanggal sumber rujukan itu dibuka atau diakses dan alamat website tersebut.
Contoh:
     Liu, H. Dan Kistya (2011). SBY Gagal Bersihkan Demokrat dari Korupsi. Jakarta:                  Kompas.com

m.              Sumber tanpa nama penulis
     Bila nama penulis tidak tercantum dalam sumber informasi, sebagai penggantinya dicantumkan topic/subjek/judul Website yang diikuti tahun terbit dalam tanda kurung dan tanda titik dibelakangnya. Judul artikel ditulis setelah tahun terbit dengan jarak satu spasi. Setiap awal kata ditulis dengan huruf besar dan diikuti tanda titik (.). berikutnya ditulis tanggal, bulan, dan tahun sumber tersebut diakses atau dibuka, selanjutnya dicantumkan alamat Website sumber tersebut. Dalam bahasa Indonesia ditulis dengan ‘Diakses tanggal… dari…’ dan dalam bahasa inggris menggunakan ‘Retrieved … from …’
Contoh:
     UPI (2010) Pedoman Akademik. Bandung: UPI

n.    Sumber tanpa tahun terbit
     Bila tahun terbit tidak tercantum, informasi tahun terbit diganti dengan singkatan dari tanpa tahun (t.t). Nama belakang penulis diikuti tanda koma dan diikuti inisial nama-nama sebelumnya bila ada, lalu ditulis (t.t) dalam tanda kurung dengan jarak satu spasi dari nama penulis. Judul artikel ditulis setelah tahun terbit dengan jarak satu spasi. Setiap awal kata judul artikel ditulis dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik (.). berikutnya ditulis tanggal, bulan, dan tahun sumber itu diakses atau dibuka, selanjutnya dicantumkan alamat Website  sumber tersebut.
Contoh :
     Donnely, R. and Fitzmaurice, M. (t.t.). Resource Pack on Supervising Postgraduate                          Student. Dublin: Dublin institute of Technology.

o.    Sumber email
     Penulisan nama belakang penulis atau pengirim diikuti tanda koma dan diikuti inisial nama-nama sebelumnya bila ada, lalu ditulis tahun pengiriman atau terbit dalam tanda kurung dengan jarak satu spasi dari nama penulis. Judul email ditulis setelah tahun terbit dengan jarak satu spasi. Setiap awal kata judul artikel ditulis dengan huruf besar dan diakhiri tanda titik (.). berikutnya ditulis tanggal, bulan, dan tahun sumber itu diakses atau dibuka, selanjutnya dicantumkan alamat Website sumber tersebut. Alamat wwebsite bila didahului dengan nama lengkap, alamat emailnya dicantumkan dalam tanda kurung lancip (< dan >).
Contoh :
Hardani, w. (2008) Bab 14. Diakses tanggal 20 Juni 2008 dari Hillary Hardani                 <hilarieux@yahoo.com>

p.    Susunan daftar rujukan
     Daftar pustaka atau bibliografi disusun secara alfabetis dari nama belakang penulis, nama lembaga, dan/atau organisasi. Bila seorang penulis mempunyai lebih dari satu buku atau artikel yang dijadikan referensi, buku yang terbit dahulu yang pertama ditulis. Bila lebih dari dua buku ditulis pada tahun yang sama oleh seorang penulis, penulisannya ditandai dengan huruf a,b,c, dan seterusnya di belakang tahun terbit. Daftar rujukan tidak pernah diberi nomor baik dengan angka maupun huruf.
q.  Sumber lebih dari tiga pengarang
            Nama belakang penulis pertama diikuti tanda koma dan inisial nama-nama sebelumnya (jika ada) masing-masing diikuti tanda titik(.). Kemudian, ditulis kawan-kawan dengan singkatannya (dkk). Dan diberi tanda titik dibelakangnya. Untuk sumber dengan bahasa inggris, keterangan  ‘dkk.’ Diganti dengan ‘et al’ yang artinya sama dengan dan kawan-kawan. Untuk itu tidak diperlukan tanda koma(,) sebelumnya dan tanda titik (.) sesudahnya. Selanjutnya ditulis judul buku, tempat penerbit, dan nama penerbit seperti aturan sebelumnya.
1.      Leo, S. dkk. 2007. English for Academic Purposes: Essay Writing. Yogyakarta: Andi Offset.
2.      Atmazaki. at.al. 1998. Obsesi Pengarang-Pengarang Periode Balai Pustaka. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

2.3 Catatan Kaki

Menurut (Widjono H.S, 2012) catatan kaki adalah keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman yang bersangkutan (Gorys Keraf, 1994:1993). Catatan kaki dapat berupa rujukan bahan penulisan yang dijadikan sumber dan dapat pula berupa keterangan tambahan.

2.3.1 Fungsi Catatan Kaki

A.    Catatan kaki yang berupa referensi
1)      Fungsi Akademis
a.       Memberikan dukungan argumentasi atau pembuktian.
b.      Rujukan kutipan naskah.
c.       Memperluas makna informasi bahasan dalam naskah.
d.      Penunjukan adanya bagian lain dalam naskah yang dapat ditelusuri kebenaran faktanya.
e.       Menunjukkan objektivitas kualitas karangan.
f.       Memudahkan penilaian sumber data.
g.      Memudahkan pembedaan data pustaka dan keterangan tambahan.
h.      Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
i.        Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi.
j.        Memudahkan penyuntingan data pustaka.
k.      Menunjukkan kualitas kecerdasan akademis penulisannya.
2)      Fungsi etika
a.       Pengakuan dan penghargaan kepada penulis sumber informasi.
b.      Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
c.       Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
d.      Menujukkan etika dan kejujuran intelektual, bukan plagiat.
e.       Menunjukkan kesantunan akademis pribadi penulisannya.
3)      Fungsi estetika
a.       Mempertinggi nilai keindahan perwajahan (halaman).
b.      Membentuk variasi format penulisan.
c.       Memberikan kesan dinamis sehngga lebih menarik.
d.      Menyenangkan pembacanya.

2.3.2 Penulisan Catatan Kaki

1)   Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama.
2)   Antarcatatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
3)   Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
4)   Catatan kaki diketik sejajar dengan margin.
5)   Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari nomor satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab. Pada setiap awal bab berikutnya catatan kaki dimulai dari nomor satu. Laporan atau karangan tanpa bab, misalnya esai, catatan kaki ditulis pada akhir karangan.
6)   Nomor urut angka arab dan tidak diberi tanda apa pun.
7)   Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya.

Catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka ditulis berdasarkan cara berikut ini.
1)      Nama pengarang tanpa dibalik urutan atau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku diikuti tanda koma (,).
2)      Gelar akademis nama pengarang tidak dicantumkan pada catatan kaki.
3)      Judul karangan, buku yang diterbitkan dengan ISBN, dicetak miring, diikuti koma.
4)      Nama penerbit dan angka tahun diapit tanda kurung diikuti tanda koma.
5)      Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. angka nomor halaman diakhiri tanda titik (.). penggunaan singkatan hlm atau h dilakukan secara konsisten, pilih salah satu.
Contoh:
1Wlliam N. Dunn, “Kebijaksanaan Pembangunan Nasional: Sebuah Sumbang Saran”

2.3.3 Ibid., op.cit. dan loc.cit

Ibid., op.cit. dan loc.cit merupakan singkatan yang digunakan untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam catatan kaki. Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang sudah lazim.
1)      Ibid.
Ibid merupakan singkatan dari ibidum berarti di tempat yang dengan di atasnya. Ibid ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya dan diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, di cetak miring, dan diakhiri titik. Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan penulisan: Ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh:
1Peg C. Neuhauser, Legenda Manfaatnya bagi Perusahaan, terj. Teguh Rahardja,                           (Jakarta: pstaka Binaman Presindo, 1994), h. 13-34.
2Ibid.
3Ibid, h.53-62
2)      Op.Cit.(Opere Citato)
1.      Opc.cit singkatan kata opera citato berarti dalam karya yang telah disebut
2.      Merujuk buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain.
3.      Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, diccetak miring, setiap suku diikuti titik.
4.      Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan nama family, op.cit. nama buku, halaman.
Contoh:
1Satjipto Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung: Alumni,             1976), h. 111.
2Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
3Raharjo, op.cit., 125.
4Goleman, op.cit.

3)      Loc.Cit (loco Citato)
1.      Loc.cit singkatan Loco Citato, berarti di tempat yang telah disebutkan
2.      Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai, jurnal, ensiklopedi, atau majalah; dan telah dikelilingi sumber lain.
3.      Kutipan bersumber pada halaman yang sama kata loc.cit tidak diikuti nomor halaman.
4.      Jika halaman berbeda kata loc.cit diikuti nomor halaman.
5.      Menyebutkan nama keluarga pengarang.
Contoh:
1Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa     Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi,” Kongres           Bahasa Indonesia VII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h. 1-15.
2Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurum Imm, (Jakarta:            Pustaka Binaman Presindo, 1994), h. 1-40
3Suwandi, loc.cit.
4Adnan Buyung Nasution, “Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertahanan         dan Pemukiman di Kota Besar,” dalam Eko Budihardjo, Sejumlah Masalah           Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992)
5Suwandi, loc.cit.
6Nasution, loc.cit.
2.3.4. Singkatan-singkatan
Singkatan yang lazim digunakan dalam penulisan catatan kaki:
a.b.                         :           alih bahasa.
[Sic!]                      :           seperti pad aslinya, digunakan untuk menunjukkan bahwa                                                kesalahan terdapat pada naskah aslinya.
Cf. Atau conf.         :           confer, bandingkan
Chap.                      :           chapter, bab.
Dkk.                        :           dan kawan-kawan
Ed., ed                    :           editor (penyunting), edisi
Et seq atau et seqq  :           et sequens atau et sequentes dan halaman berikutnya
Et.al.                       :           et alii,dan lain-lain, untuk menggantikan pengarang yang tidak                                        disebut.
Hlm., hlm., atau h   :           halaman
Idid., atau Ibid.       :           ibidium, sama dengan di atasnya
Infra                        :           di bawah, lihat pada artikel atau karangan yang sama di bawah.
Loc.Cit. atau loc.cit:           loco citato, pada tempat yang telah dikutip. Berfungsi untuk                                           menunjukkan kembali sumber dari jurnal, makalah, atau                                                                   kumpulan essay yang sama yang telah dikutip.
Op.Cit., atau op.cit.:           Opere Citato, pada karya yang telah dikutip, berfungsi untuk                                          menunjukkan kembali sumber dari buku yang sama yang telah                                                         dikutip.
Passim                    :           tersebar di sana-sini, bahan yang dipergunakan berada dalam                                          berbagai sumber.
Ser.                         :           seri
Supra                      :           di atas, sudah disebutkan lebih dulu pada teks yang sama.
Terj.                        :           terjemahan.
Vol.                         :           volume atau jilid.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1.       kutipan adalah Salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik yang melalui media cetak maupun media elektronik.Bibliografi atau daftar rujukan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang telah digarap.
catatan kaki adalah keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman yang bersangkutan
2.      tata cara penulisan kutipan itu ada 3, yaitu kutipan langsung, kutipan tidak langsung dan kutipan dengan catatan kaki.
3.      Penulisan daftar pustaka atau bibliografi pada umumnya mencantumkan nama penulis atau nama editor, tahun terbit, judul buku, jurnal, artikel, tempat atau kota penerbit, nama penerbit, volume, dan tanggal terbit jurnal. Hal yang berbeda terutama pada penempatan informasi, misalnya tahun terbit ada yang mencantumkan pada awal, da nada juga yang menulis pada akhir referensi. Hal yang penting adalah konsistensi dalam mengikuti salah satu gaya penulisan supaya tidak membingungkan pembaca.
4.      Nama pengarang tanpa dibalik urutan atau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku diikuti tanda koma (,).
Gelar akademis nama pengarang tidak dicantumkan pada catatan kaki.
Judul karangan, buku yang diterbitkan dengan ISBN, dicetak miring, diikuti koma.
Nama penerbit dan angka tahun diapit tanda kurung diikuti tanda koma.
Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. angka nomor halaman diakhiri tanda titik (.). penggunaan singkatan hlm atau h dilakukan secara konsisten, pilih salah satu.

3.2 Saran

          Pada bangku kuliah ini kita akan banyak ditugaskan untuk membuat makalah, untuk itu kutipan, bibliografi dan catatan kaki sangat dibutuhkan dalam penulisan makalah untuk memperkuat pendapat dalam penulisan makalah dan karya tulis lainnya. 

DAFTAR PUSTAKA


Hs., Widjono 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di           Perguruan Tinggi. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Sumarta., Karsinem (2014). Bahasa Indonesia Umum. Pekanbaru : Universitas Islam Riau
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar